BANGLI, BERITA DEWATA – Gubernur Bali Wayan Koster menegaskan sikap kerasnya terhadap segala bentuk premanisme di Bali. Ia menyatakan tidak akan memberi ruang sedikit pun bagi tindakan intimidasi, pungli, maupun kekerasan yang mengatasnamakan organisasi masyarakat (ormas).
“Bali tidak boleh tunduk pada premanisme. Jangan biarkan Bangli, apalagi Bali, dipermainkan oleh mereka. Ini bukan kompromi. Ini tindakan tegas,” kata Koster saat peringatan HUT ke-821 Kota Bangli, Sabtu (10/5/2025).
Koster meminta warga tak ragu melapor jika menemukan aksi-aksi premanisme di sekitarnya. Ia juga menekankan pentingnya peran aktif aparat keamanan seperti TNI, Polri, kejaksaan, hingga pecalang untuk bertindak tegas dan bersinergi memberantas premanisme.
“Jangan terlalu toleran. Kalau dibiarkan, yang kecil bisa jadi besar dan tak terkendali,” ucapnya.
Menurut Koster, praktik premanisme bukan hanya merusak tatanan sosial, tetapi juga mencoreng citra Bali sebagai destinasi wisata dunia. Ia menegaskan, premanisme bertentangan dengan nilai budaya Bali yang menjunjung damai dan keharmonisan.
“Premanisme bukan budaya Bali! Kalau kita biarkan, ini akan menghancurkan wibawa hukum dan mencederai nama baik pariwisata kita,” tegas Gubernur asal Sembiran itu.
Ia juga menyebut penegakan hukum sebagai fondasi penting dalam pembangunan Bali Era Baru, khususnya pada bidang prioritas ke-6: transformasi digital dan keamanan wilayah. Dalam kerangka ini, keamanan dipandang sebagai kunci pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
“Bangli harus jadi contoh. Aman, tertib, dan bebas dari preman. Hanya dengan itu, pembangunan bisa maju,” tutupnya.