Beritadewata.com, Buleleng – Kabupaten Buleleng adalah sebuah kabupaten di provinsi Bali, Indonesia. Ibu kotanya ialah Singaraja yang dulunya pada jaman penjajahan disebut daerah Sunda Kecil, dimana pada jaman itu ibu kota provensi Bali. Buleleng berbatasan dengan Laut Jawa di sebelah utara, Kabupaten Jembrana di sebelah barat, Kabupaten Karangasem di sebelah timur dan Kabupaten Bangli, Tabanan serta Badung di sebelah selatan.
Panjang ruas pantai Kabupaten Buleleng sekitar 144 km, 19 km-nya melewati Kecamatan Tejakula. Selain sebagai penghasil pertanian terbesar di Bali (terkenal dengan produksi salak Bali dan jeruk keprok Tejakula), Kabupaten Buleleng juga memiliki objek pariwisata yang cukup banyak seperti pantai Lovina, Pantai Pemuteran, pura Pulaki, Air Sanih dan tentunya kota Singaraja sendiri.
Dengan berbagai jenis biota laut dan trumbu karang yang ada kini Buleleng manpu mempunyai destinasi wisata yang memukau seperti Snorkling Dolpin, Lovina perairan yang menpunyai icon dolpin ditengah laut kini mampu mentenarkan daerahnya. Namun wilayah perairan yang ada dikawasan Lovina seperti perairan desa Kaliasem ketimur hingga mencapai desa Anturan dan Tukad Mungga banyak trumbu karang yang ada semakin memprihatinkan, kerusakan akibat ulah manusia tak bertanggung jawab.
Dari penjalasan Ketut Budiastra sebagai klompok Snorkling Dolpin Lovina dirinya sangat prihatin terkait trumbu karang dikawasan lovina dari kedalaman 1 meter hingga 3 meter banyak mengalami kerusakan parah akibat ulah manusia.
“Kami sangat prihatin juga sebagai ketua klompok nelayan, padahal hal ini sudah kami laporkan ke Diskanla dan pemerintah pun sudah melakukan berbagai upaya Konservasi. Klompok- klompok Snorkling Dolpin seperti desa Kaliasem, Kalibukbuk dan sampai ketimur pun sudah pernah di lakukan, namun kendala yang kami hadapi di laut untuk menegur para masyarakat yang melakukan pencarian karang musiman atau yang merusak belum adanya Perda dan Perdes untuk melarang orang yang merusak karang,” papar Budiastra, ditemui belum lama ini.
Ditempat yang berbeda seperti perairan desa Anturan Buleleng, Bali masih banyak juga karang – karang yang juga mengalami kerusakan dan harus dijaga keberadaanya, namun para kapten boat yang ingin mengajak wisatawan melakukan Daiving ditengah laut selalu menjaga hal itu agar senantiasa para Daiving yang ingin melihat karang beserta ikan dilaut tidak kecewa.
Destinasi wisata ini walaupun sedikit mengalami kesurakan akan selalu dijaga guna memajukan pariwisata kawasan Lovina seperti yang dikatakan kepala desa Anturan Made Budi Arsana disela-sela acara gotong royong bersama di pesisir pantai desa Anturan.
“Kami akan selalu adakan pengawasan terhadapm wisata snokling diving dan dolpin ini dan akan kita kembangkan menjadi wisata bahari di bawah BUMDES dengan melibatkan kelompok nelayan desa Anturan dan kami juga lg mengidentifikasi jenis wisata bahari yg cocok dikembangkan di perairan pantai Cluk Agung,” ucap Budi Arsana .
Kerjasama dalam menjaga dan melestarikan Destinasi Wisata ini pihaknya akan selalu koordinasi dengan para Limas, Pecalang Adat, Polpawa (Polisi Pariwisata) dan Dinas Kelautan. Pihaknya juga akan trus membina masyarakat untuk ikut menjaga Aset /Destinasi yang ada.
“Kita sudah melaksanakan keamanan bersama linmas selama ini tapi tentunya itu tidaklah maksimalkan tampa ada partisifasi masyarakat dan dari pihak kepolisian khususnya polisi wisata juga harus ditingkatkan. Khusus pengamanan wisata bahari kita akan mengikuti aturan keamanan pantai sesuai aturan termasuk mengasuransikan pemandu wisatawa yang dolpin dan Snorkling kerjasama menjaga Aset ini. Ini lah yg saya maksud harus ada partisifasi warga termasuk mengamankan aset seperti terumbu karang. Dngan desa adat kita akan buat pecalang pantai khusus untuk menjaga pantai dari orang yang tidak bertanggung jawab dan dan meberikan sangsi -sangsi adat dan bisa juga sangsi pidana pengerusakan terhadap lingkungan,” imbuh Budi Arsana (9/4/2017).
Disisi lain DPRD Provensi Bali komisi II, Nengah Tamba saat di konfirmasi melalui telepon seluler mengemukakan. Terkait banyaknya kerusakan karang diperairan lovina tanpa ada laporan pihaknya tidak akan bisa tau apalagi akses dari Denpasar menuju Buleleng tidaklah begitu deket.
“Tanpa ada laporan kami tidak tau apa lagi akses menuju Buleleng dari Denpasar sangat lah jauh, dan tidak bisa turun melihat kerusakannya seperti apa penyebabnya apa oleh alam apa itu disebabkan ulah manusia. Kami harapkan juga Pemda daerah mempunyai peran aktif, karena ini salah satu daripada daerah yang mempunyai Destinasi dan tujuan wisata,” pungkas Nengah Tamba, Rabu (12/4/2017).
Terumbu karang yang selama ini banyak mengalami kerusakan parah di perairan pantai lovina walaupun sudah pernah dilakukan konservasi oleh pemerintah kabupaten buleleng dalam hal ini Diskanla Buleleng, kini sangat dibutuhkan kesadaran masyarakat untuk ikut menjaga dan melestarikan Aset, dan Pariwisata Lovina agar terus bisa maju dan berkembang. Apalagi dalam hal penanganan pantai sudah diambil alih oleh pihak Provinsi Bali .