KLUNGKUNG, BeritaDewata – Sebagaimana diketahui, untuk pempermudah dan mempercepat pembangunan baik Sumber daya manusia, ataupun pontensi lainnya di Desa, Pemkab Klungkung sudah memiliki tim yang disebut dengan Yowana Gema Santi sejak tahun 2018 silam.
Melihat pesatnya perkembangan teknologi dan sering berubahnya sistem pemerintahan turunan dari pemerintah Pusat, Anggota DPRD Klungkung, I Ketut Juliarta (29), mengharapkan Yowana Gema Santi ini lebih bisa membantu pemerintah di Desa terlebih kegiatan-kegiatan kepemudaan agar tidak ketinggalan dan tentunya juga mampu bersaing dengan pemuda-pemuda lainnya di Bali khususnya dan Indonesia pada umumnya.
“Setiap 28 Oktober, kita memperingati Hari Sumpah Pemuda ke 91 tahun, yang tentunya sudah tidak muda lagi, jadi para pemuda atau yang kita kenal sebagai sekaa teruna di Bali juga mampu bersaing dalam berbagai hal positif,” kata pemuda asal Desa Gunaksa ini.
Untuk itu diharapkan, para Yowana Gema Santi, lebih aktif dalam membangun kepemudaan di Kabupaten Klungkung. “Ide-ide atau pemikiran untuk ikut membangun daerah harus terus ditelorkan, selain untuk membangun desa masing-masing juga akan berimbas pada pembangunan masyarakat di Klungkung, dalam artian apa yang menjadi ide-ide para sekaa teruna ini bisa diteruskan kepada pemerintah daerah ataupun pemerintah desa untuk ditindak lanjuti,” paparnya.
Juliarta juga mengaku sangat pengapresiasi kegiatan kepemudaan yang sudah sering dilakukan selama ini di Klungkung. Seperti misalnya yang dilakukan oleh Karang taruna dari Semarapura tengah para tahun 2018 lalu dan Semarapura Kaja yang baru saja melaksanakan festival adalah upaya membangun dan membangkitan daerahnya melalui pameran dan kegiatan kesenian.
Sebagai Anggota DPRD Bali, dia mengaku siap memfasilitasi kegiatan-kegiatan kepemudaan yang sifatnya membangun di DPRD Bali. “Apalagi untuk olah raga, kesenian dan kebudayaan kami support penuh di DPRD Bali,” ujar ketua fraksi Partai Gerindra ini.
Sebagaimana Peringatan Hari Sumpah Pemuda ini bertema Bersatu Kita Maju pada 2019, selain membangun desa masing-masing para pemuda juga diajak untuk menjaga persatuan, merawat keberagaman, mengembangkan keahlian, melek teknologi hingga terbebas dari hoax yang memicu isu sara.