Denpasar – Program Studi (Prodi) Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah Denpasar hari ini 28 September 2017, merayakan hari jadi yang ke 11 tahun dalam peyelenggaraan pendidikan mandiri PPDS 1 yang merupakan Program Studi Anestesi pertama di Indonesia yang lulus LAMPTKES dengan nilai A (sangat baik) pada tanggal 26 Agustus 2017. Kegiatan diisi dengan diadakannya acara Roadshow Pain Mangement Pelayanan Bebas Nyeri di RSUP Sanglah Denpasar pada 28 September 2017 yang terselenggara dalam lingkup acara Asosiasi Rumah Sakit Vertikal Indonesia (ARVI).
Acara tersebut dihadiri oleh sedikitnya 39 Rumah Sakit yang ada di Provinsi Bali yang salah satu pembicaranya merupakan stafpendidikan SMF Anestesi dan Terapi Intensif RSUP Sanglah Denpasar, dr. IGN Mahaalit Arimbawa, SpAn, KAR, FIPM, yang merupakan salah satu FIPM pertama yang ada di Bali dan di hadiri oleh perwakilan Mentri Kesehatan Republik Indonesia, dr. Try Hesty Widyastoeti Marwotosoeko, SP.M serta Ketua ARVI Prof. dr. Abdul Kadir Sp. THT-KL (K), PhD, MARS.
Berbarengan dengan acara tersebut, Program Studi (Prodi) Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah Denpasar melakukan peluncuran buku yang berjudul “Dasar Manajemen Nyeri & Tatalaksana Multi Teknik Patient Controlled Analgesia” yang penulisnya merupakan orang-orang terbaik dalam bidang nyeri yaitu dr. IGN Mahaalit Arimbawa, SpAn, KAR, FIPM, Prof. dr. Andi Husni Tantra, PhD, SpAn, KMN, Prof. Dr. dr Made Wiryana, SpAn, KIC, KAO, Prof. dr. Darto Satoto, SpAn, KAR dan Dr. dr. Tjokorda Gde Agung Senapathi, SpAn, KAR.
Dijelaskan Ketua Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi FK Unud/RSUP Sanglah Denpasar, Prof. DR. Dr. Made Wiryana, SpAn.KIC.KAO. Buku yang diluncurkan tersebut berisikan tentang metode kontrol nyeri yang dorancang untuk membuat pasien dapat memberikan dosisi analgesik sendiri terhadap dirinya sesuai dengan kebutuhan dalam batas aman. Buku pedoman manajemen nyeri ini dengan dengan teknik multimodal patient-controlled analgesia (PCA) ini mengurai acara secara lengkap mengenai pemahaman tentang patofisiologi dari nyeri, teknik manajemen nyeri multi modal PCA, sejarah PCA, langkah-langkah memulai PCA, komplikasi, kelebihan, kekurangan, efek samping hingga penanganannya. “Buku ini diharapkan menjadi bahan masukan dan acuan dalam tujuan penanganan nyeri yang bersifat holistik namun optimal. Sehingga dapat dipergunakan oleh segenap kalangan yang berkecimpung dalam penanganan nyeri dari Sabang hingga Merauke,” Kata Made Wiryana, saat ditemui di Denpasar, Kamis, 28 September 2017.
Sekilas perjuangan berdirinya Program Studi (Prodi) Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah Denpasar terlahir dengan sejarah yang panjang. Di Denpasar sampai dengan tahun 1979, Anestesia merupakan salah satu seksi dari Bagian Ilmu Penyakit Bedah FK UNUD/RSUP Sanglah. Pada saat itu pelayanan Anestesia dilaksanakan oleh perawat yang dilatih. Pada tahun 1980, Program Studi (Prodi) Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah Denpasar berdiri sendiri sebagai Lab Anestesiologi dan Terapi Intesif FK UNUD yang dipimpin oleh Dr Wayan Sukra (Spesialis Anestesiologi). Mulai saat itu pengelolaan pendidikan mahasiswa FK UNUD untuk cabang Anestesiologi dan pelayanan Anestesia di RS Sanglah dikelola secara mandiri.
Tahun 1985 dan 1986 berturut-turut mendapatkan tambahan dua orang staf Dokter Spesialis Anestesiologi, selanjutnya sampai tahun 1990 mendapat tambahan dua orang staf lagi, sehingga jumlah staf menjadi lima orang. Kemudian pada tahun 2002 jumlah staf menjadi sembilan orang dan mulai melaksanakan pendidikan pendahuluan PPDS 1 bidang Anestesiologi dan Reanimasi yang berasal dari peserta didik PPDS 1 Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI yang sekaligus berlaku sebagai pembina atau “bapak angkat”. Selanjutnya sampai tahun 2004 jumlah staf menjadi empat belas orang. Pada tahun 1991 bersamaan dengan mulai dioperasikannya Instalansi Rawat Darurat (IRD), pelayanan terapi intensif (RTI) mulai dilaksanakan. Pada tahun 2006 diadakan visitasi oleh kolegium Anestesiologi dan Reanimasi Indonesia dan dinyatakan layak untuk menyelnggarakan pendidikan mandiri, yang dinyatakan dengan SK Opersional dari DIKTI dengan Nomor SK 3745/D/T/2006 tanggal SK 28 September 2006.
“Jumlah dokter spesialis anestesi saat ini masih sangat dibutuhkan. Rasio antara seorang dokter anestesi dengan penduduk, adalah 1 berbanding 100 ribu orang. Khusus untuk Bali sendiri, sebagian besar sudah terpenuhi. Sedangkan untuk Provinsi Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan dan Papua masih kurang. Karena itu, Prodi Anestesi FK Unud/RSUP Sanglah yang juga mencakup mahasiswa dari NTB dan NTT itu, nantinya para lulusan dari kedua provinsi tersebut dianjurkan pulang kampung membangun kesehatan masyarakat setempat.” Ujar Made Wiryana.
