DENPASAR – Denpasar-Indonesia sangat kaya dengan berbagai kuliner yang dapat dikemas menjadi produk oleh-oleh bagi wisatawan, namun perlu dilakukan sebuah terobosan bagi masyarakat, khususnya produsen kue. “Langkah yang harus dilakukan adalah dengan memperkenalkan berbagai kuliner Tanah Air kepada masyarakat maupun wisatawan, tidak saja menyajikan melalui menu makanan, tetapi juga dalam bentuk kemasan oleh-oleh kuliner,” kata I Made Kona dari advisor Indonesian Pastry Alliance (IPA) di sela acara “Oleh-oleh Competition with US Ingredients”di Jimbaran, Bali, Jumat (26/1/2018).
Ia mengatakan jenis makanan khas atau oleh-oleh asal Indonesia cukup banyak dan hampir semua daerah memiliki oleh-oleh khas lebih dari satu jenis. Namun banyak hal yang menghambat pengembangan produk oleh-oleh tersebut, karena salah satunya dipengaruhi budaya setempat. “Oleh karena itu kami berupaya memperkenalkan oleh-oleh khas Nusantara tersebut dengan melakukan berbagai perlombaan, salah satunya ‘Oleh-Oleh Competition with US Ingredients’,” ujarnya.
Kona mengatakan, kegiatan kompetisi tersebut juga bekerja sama dengan salah satu koperasi dari Amarika Serikat (AS) untuk memasok kentang, kismis, dan kacang-kacangan sebagai bahan untuk kompetisi ini diselenggarakan mulai Agustus 2017 di tiga kota, yakni Yogyakarta, Surabaya, dan Bali. Kompetisi atau lomba tersebut bertujuan memberikan edukasi agar para pelaku usaha roti atau kue lokal lebih maju dengan membuat kemasan yang menarik, promisi yang baik, hingga pengurusan legalitas usaha. “Kami rutin menggelar pelatihan terkait pengolahan makanan, cara mengkemas (packiging), dan promosi. Tujuannya agar produk tradisional atau oleh-oleh khas ini terus berkembang dan kian diminati,” ucapnya.
Ketua penyelenggara “Oleh-oleh Competition with US Ingredients” Kafi Kurnia mengatakan produk oleh-oleh selama ini masih di dominasi nama-nama besar yang sudah dikenal, padahal potensi di bidang tersebut sangat besar di Indonesia. “Potensi untuk oleh-oleh kuliner di Indonesia cukup beragam, namun belum banyak berani melakukan inovasi dan kreativitas. Oleh karena itu kami mendorong kepada warga dan usaha kue di Tanah Air untuk kreatif dan melihat celah pasar tersebut,” ujarnya.
Selain kurangnya inovasi, kata Kafi Kurnia, kebanyakan masyarakat masih latah dengan produk mereka, di mana ada produk yang laris manis mereka akan meniru produk yang bersangkutan. Ia mengatakan dengan persoalan tersebut, kata Kafi Kurnia menantang para pelaku usaha kuliner untuk menciptakan produk oleh-oleh dengan mengombinasikan bahan baku impor.
Sementara itu, Indonesia Representative Peka Consult, Inc untuk Potatoes USA, Leonard Tjahjadi mengatakan dalam kompetisi yang diikuti ratusan peserta tersebut, IPA dengan tim juri telah memilih empat pemenang dari masing-masing kota. “Gagasan kompetisi itu kami mengamati masih banyak pelaku usaha kue, khususnya pemula yang takut menggunakan perpaduan bahan baku impor dan lokal untuk pembuatan produk kue. Padahal, bahan baku tersebut menurut kami bisa menjadi alternatif sekaligus meningkatkan daya saing produk kue atau oleh-oleh lokal,” katanya.