Mahasiswa Komputer Saatnya Menjadi CEO Ekonomi Digital

Mahasiswa Komputer Saatnya Menjadi CEO Ekonomi Digital

Denpasar – Direktur Pemberdayaan Industri Informatika Kementerian Komunikasi dan Informasi Septriana Tangkary menjelaskan, seluruh mahasiswa yang belajar komputer dimana saja sudah saatnya menjadi calon CEO dari ekonomi digital yang berkembang pesat saat ini.

Salah satunya di STIMIK Primakara ini sebagai kampus pertama di Indonesia yang menghsilkan techno-preneurship dan enterpreneuship. Saat ini sudah ada sinergisitas antara akademisi khususnya sekolah program dan komputer dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi, maka keduanya akan saling melengkapi dan Kominfo hanya pelancar dan penggerak ekonomi digital secara nasional.

“Anak-anak yang kuliah di STIMIK ini adalah calon CEO, menggerakan ekonomi kerakyatan, dan sebagai tulang punggung Indonesia digital, menghasilkan solusi yang menyelesaikan masalah,” ujarnya di Denpasar, Selasa (13/3).

Selama ini sudah ada beberapa program yang diperkenalkan antara lain Program medical, dimana perawat bisa datang ke rumah dengan aplikasi. Pelayanan yang prima, cepat, dan khusus. Perawat yang ada di sekitar rumah akan menemukan order lewat aplikasi sehingga warga tidak perlu ke rumah sakit, tidak perlu antri di rumah sakit dan sebagainya.

“Perawat yang datang dengan memberikan pelayanan khusus, membawakan obat sesuai dengan pesanan klien. STIMIK Denpasar sudah berkolaborasi dengan teman-teman medical,” ujarnya.

Kedua, menawarkan program start up, memberikan solusi bagi orang lain dan meningkatkan taraf hidup sendiri. Solusi yang harusnya susah tetapi kalau digerakan bersama maka akan sangat mudah. Pada saat KKN, mahasiswa bisa mendampingi petani, nelayan, UKM.

Indonesia adalah negara yang kaya dengan hasil pertanian. Bila didampingi dengan sentuhan teknologi, didukung pemerintah, maka ini ada peningkatan ekonomi digital yang besar. Banyak UKM yang tidak punya akun, tidak punya email, tidak punya website, bagaimana mungkin mereka bisa memasarkan produknya secara online.

Disinilah peran mahasiswa komputer di Indonesia untuk memelopori, mendampingi, membangun jaringan dan sebagainya. Dengan aplikasi yang ada maka mata rantai yang panjang diputus, penghasilan petani peningkat, harga akan semakin mahal yang diterima petani.

Data terakhir dari Asosiasi Pengusaha Jaringan Internet (APJI) menunjukkan bahwa sudah 230 juta orang Indonesia yang menggunakan internet. Dengan adanya internet aan mempermudah usaha. Ekonomi kerakyatan berbasis digital akan bertumbuh, mata rantai perdagangan akan putus.

Ekonomi kerakyatan berbasis digital ada 4 yakni program start up nasional, program 1 juta petani dan nelayan, program domain Id dan UKM. Semua bisa digerakan, dijual secara online, mulai dari barang mewah dan sampai pembelian batako misaknya. Dari Bali sudah 29 orang yang masuk program Start Up nasional dari berbagai pekerjaan.

Sementara Ketua Yayasan Primakara I Made Artana menjelaskan, saat ini Indonesia kekurangan programer. Untuk itu Menkominfo menggelar Code Your Future di Kampus STIMIK Primakara bertujuan untuk memotivasi anak-anak muda belajar code, belajar jadi programer.

Di Bali ada ratusan programer Start Up. Ini harus ditingkatkan karena mereka akan sangat mudah mencari pekerjaan, menghasilkan uang yang banyak. Programer itu keahlian yang sangat mahal karena di Bali sendiri banyak perusahan start up.

“Di Bali ada banyak programer start up dan kalau di Indonesia sangat banyak, puluhan ribu. Kampus IT di Indonesia sangat banyak, setiap tahun meluluskan puluhan ribu tetapi hanya sedikit orang yang menjadi programer. Sebetulnya kita bisa melahirkan banyak programer. STIMIK Primakara adalah satu-satunya kampus di Indonesia yang pendirinya adalah programer,” ujarnya.

Untuk memenuhi tujuan itu adalah yang paling penting adalah kampanye ke mahasiswa. Karena banyak orang memahami kalau programer itu sulit. Itu tidak benar. Coding itu bukanlah suatu yang sulit.

Sebarkan Berita ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here