Total Transaksi IAF Nusa Dua Capai 3,5 Miliar Dolar Atau Naik 600 Persen dari IAF Pertama

Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Abdul Kadir Jailani

BADUNG, BERITA DEWATA – Pelaksanaan High Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) 2024 yang berlangsung pada 1-3 September 2024 di Bali, diproyeksikan akan menciptakan efek pengganda yang kuat terhadap ekonomi lokal Bali. Forum ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Bali, terutama di sektor akomodasi, makanan, dan minuman, serta sektor pariwisata dan perdagangan.

Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Abdul Kadir Jailani mengatakan, kerjasama ekonomi Indonesia-Afrika mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Kerjasama dilakukan untuk berbagai sektor seperti ekspor vaksin di 41 negara Afrika, pembuatan pabrik mie instan hingga ekspor di bidang pertanian.

Dalam forum penguatan ekonomi Indonesia Africa Forum (IAF) Ke-2, kata Abdul, terjadi sejumlah kesepakatan bisnis mencapai USD3,5 miliar atau naik 600 persen. Pada pertemuan di tahun 2018, kesepakatan bisnis tercapai sebesar USD568 juta.

“Hubungan politik Indonesia Afrika sudah terjalin sejak 1955. Kita rubah persepsi tentang Afrika. Afrika bukan lagi soal kemiskinan, bukan konflik, tapi sesuatu yang telah berubah,” kata Abdul di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua, Bali, Minggu, (1/9/2024).

Dikatakan Abdul, sejumlah kesepakatan yang terjadi dalam forum tahun ini diantaranya, pengembangan Geothermal antara PT PLN bersama Tanesco Tanzania, dan kerjasama transfer teknologi kesehatan antara Bio Farma dengan Atlantic Life Science Gana.

Kerjasama di bidang industri farmasi itu, kata Abdul, dibutuhkan oleh negara-negara di Afrika terutama transfer keahlian teknologi farmasi yang dimiliki oleh Indonesia. “Tahun ini jumlah kesepakatan lebih banyak, termasuk bidang kedirgantaraan tentang pembelian dan perawatan pesawat oleh Kongo dan Senegal,” kata Abdul. Menurut Abdul, forum tahun ini menjadi pengejawantahan Bandung Spirit yang secara khusus menitikberatkan pada kolaborasi ekonomi.

Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan, dan Keamanan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bogat Widyatmoko

Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan, dan Keamanan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bogat Widyatmoko mengatakan, dalam IAF kali ini telah mendatangkan banyak keuntungan. Ada banyak dampak positif yang bisa diperoleh dari IAF kali ini.

“Selama acara ini akan memberikan dampak positif baik pada tingkat ekonomi mikro maupun makro di Bali. Jumlah pengunjung yang meningkat, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, selama HLF MSP 2024 akan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dengan meningkatkan permintaan untuk akomodasi, makanan dan minuman, serta layanan transportasi dan destinasi wisata,” ujarnya.

Selain total transaksi tersebut, ada juga dampak langsung lainnya bagi Bali dan sekitarnya. Anggap saja ada 1000 peserta di Bali yang hadir saat ini. Mereka pasti makan, minum, jalan-jalan, beli berbagai oleh-oleh atau suvenir. Dampak langsung adalah bagi pelaku UMKM di Bali, pelaku pariwisata, restoran, para sopir, guide dan seterusnya. Bila dalam sehari rata-rata uang yang dibelanjakan di Bali Rp 1 juta perorang maka selama tiga hari ada Rp juta. Bila diakumulasi maka perputaran uang di Bali di Bali akan melonjak naik dalam tiga hari terakhir.

Acara ini akan dihadiri sekitar 1.400 peserta dari 26 negara. Jumlah ini terdiri dari 786 perwakilan pemerintah, 102 dari organisasi internasional, 107 dari organisasi non-pemerintah, 128 dari sektor swasta, 8 filantropi, 9 lembaga think tank, 56 komunitas akademisi, 9 bank multilateral, dan 70 petugas keamanan.

“Efek makro dari forum ini akan tercermin pada potensi kemitraan multipihak yang dapat memperkuat modalitas ekonomi Indonesia di masa depan. Jejaring yang terjalin antara para pelaku ekonomi domestik dan global diharapkan semakin erat, memudahkan kolaborasi ekonomi yang lebih intensif di masa depan,” tambah Bogat. HLF MSP 2024 juga akan menjadi platform strategis untuk mendiskusikan kolaborasi transformatif yang bertujuan mengatasi tantangan global seperti kesenjangan pembangunan melalui pendekatan kemitraan multipihak.

Forum ini diharapkan dapat menghimpun berbagai pemangku kepentingan dari pemerintah dan non-pemerintah untuk bersama-sama mencari solusi dan aksi kolektif dalam menghadapi tantangan global. Sebagai bagian dari peringatan 69 tahun Konferensi Asia-Afrika 1955, HLF MSP 2024 menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk mempromosikan berbagai bidang strategis dalam ekonomi, sosial, dan lingkungan, sejalan dengan Visi Indonesia Emas 2045 serta Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045. Forum ini pun tidak hanya menguntungkan Bali secara ekonomi, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia dalam kerjasama internasional yang lebih luas.

“Kita ingin merangkul seluruh pemangku kepentingan untuk berpartisipasi dalam forum ini, sehingga hasil dari HLF MSP 2024 dapat memberikan dampak jangka panjang bagi pembangunan dan kesejahteraan bersama,” tutup Deputi Bogat.

Sebarkan Berita ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here