DENPASAR – Guna membangun kerjasama antar para pemuda, mengenal kebudayaan serta peningkatan kerjasama baik dalam bidang ekonomi maupun pendidikan yang sudah berlangsung lama antara Indonesia dan Jepang, Konsul Jenderal Jepang untuk Bali Hirohisa Chiba, kembali mendatangkan 19 mahasiswa ke Bali.
Kunjungan para mahasiswa yang tergabung dalam program Jenesys 2017 Exchange Programme for STIKOM Bali yang menerima 19 orang mahasiswa dari 3 universitas dari Jepang, sebelumnya mengunjungi kantor Gubernur Bali yang diterima oleh Asisten II Pemprov Bali,
“Kunjungan mahasiswa Kumamoto Jepang ke Bali merupakan program pertukaran pemuda yang dilakukan Jepang dengan beberapa negara ASEAN termasuk Indonesia yang saat ini dikerjasamakan dengan STIKOM Bali,” ujarnya, ditemui di aula STIKOM Bali, Kamis, 1 Februari 2018.
Menurutnya, melalui program pertukaran pelajar ini, diharapkan akan semakin mempererat hubungan kerjasama antara Jepang-Indonesia. “Selama berada di Bali, mahasiswa Jepang berbaur di tengah-tengah masyarakat melalui program homestay yang secara langsung melihat aktifitas masyarakat Hindu Bali,” imbuhnya.
Sementara, Pembina Yayasan Widya Dharma Shanti, I Made Bandem mengatakan, Jepang sebagai negara maju di bidang teknologi menjadi mitra strategis bagi STIKOM Bali untuk pengembangan institusi pendidikan dibawah bendera Yayasan Widya Dharma Shanti. “STIKOM Bali melalui Pak Dadang Hermawan sudah melakukan kerjasama dengan universitas di Jepang sejak 5 tahun yang lalu,” jelas Made Bandem.
Dijelaskan, selain kerjasama di bidang IT, di STIKOM Bali juga terdapat Unit Kerja Mahasiswa (UKM) yang mempelajari kebudayaan dan Bahasa Jepang. Dari situlah, komunitas antar mahasiswa dari institusi pendidikan terbentuk.
Hubungan kerjasama mahasiswa itu akan dipererat dengan workshop dengan masing-masing lembaga akan memberikan presentasi terkait budaya dari masing-masing negara, terutama budaya dari Bali. “Mereka nanti akan saling memberikan workshop,” jelas Made Bandem.
Kesempatan itu juga dimanfaatkan oleh STIKOM Bali yang berhasil merepatriasi Bali 1928. Bandem menegaskan, pemerintah Jepang memiliki dokumen penting terkait kebudayaan di Bali di masa lampau, “melalui program kerjasama ini, tim STIKOM Bali akan membangun ulang dokumentasi tersebut.” Pungkasnya.