KARANGASEM – Kepala Operasi TBBM Manggis Umayah Az, mengungkapkan hari ini perwakilan dari PT Pertamina (Persero) TBBM Manggis mendatangi peternak sapi di Desa Adat Tenganan Dauh Tukad di Kabupaten Karangasem, Bali, untuk melihat secara langsung pengolahan kotoran sapi menjadi pupuk organik.
Pengolahan pupuk organik tersebut menggunakan mesin APPO (Alat Pembuat Pupuk Organik). “Alat ini merupakan bantuan dari PT Pertamina (Persero) TBBM Manggis, bekerjasama dengan yayasan Bali Kasih dibawah bimbingan Ir.Gede Suarta (Dosen Fakultas Peternakan Univ. Udayana).” ujar Umayah Az, ditemui dilokasi, Kamis, 1 Februari 2018.
Menurutnya, kegiatan kerjasama yang dimulai sejak tahun 2015 ini ternyata memiliki dampak yang sangat positif bagi masyarakat terutama kelompok ternak. “Melalui kegiatan intergrasi ternak sapi ini, peternak yang tergabung ke dalam kelompok ternak Putrayasa mengalami peningkatan pendapaan hingga 50 juta per tahunnya,” jelasnya.
Ia menambahkan, selama ini peluang yang besar dari limbah sapi itu belum banyak dimanfaatkan untuk mendorong pengembangan ekonomi masyarakat khususnya peternak yang berada di sekitar kawasan Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Manggis, Karangasem. “Kami berharap peternak merasakan dampak positif sehingga pendapatan mereka bisa bertambah,” imbuhnya.
Dijelaskan, keberhasilan dan kelancaran operasional TBBM Manggis tidak akan tercapai tanpa adanya dukungan dari masyarakat sekitar. “Kedepannya PT Pertamina (Persero) TBBM Manggis dan Yayasan Bali Kasih akan terus bekerjasama untuk melakukan CSR dalam berbagai bidang di sekitar wilayah operasional TBBM Manggis guna pemberdayaan dan pengembangan potensi usaha demi tercapainya kesejahteraan masyarakat.” pungkasnya.
Ketut Merta ketua kelompok ternak Putrayasa, mengungkapkan pihaknya mengaku sangat terbantu dengan adanya mesin pengolah pupuk dari Pertamina, “sebelumnya, kami mengolah pupuk dilakukan secara manual, tetapi setelah ada bantuan ternak, dan mesin lengolah pupuk dari Pertamina, semua bisa dikerjakan dengan cepat dan dapat memenuhi kebutuhan pupuk untuk dipasarkan,” jelasnya.
Sebelumnya, pertamina memberikan bantuan berupa, sapi, yang saat ini totalnya sudah 38 ekor, berupa kandang, dan mesin pengelohan pupuk. Selain itu kami juga dapat pelatihan yang di perbantukan oleh Pertamina bekerjasama dengan Fakultas Peternakan Universitas Udayana. “Kami sangat berterima kasih, berkat bantuan ini, kami bisa bekerja dengan baik, dan punya penghasilan dari hasil penjualan pupuk organik.” Tutupnya.