DENPASAR, BERITA DEWATA – Kepedulian terhadap makhluk hidup tak hanya sebatas sesama manusia. Inilah yang menjadi dasar perjuangan Jro Ayu, seorang pemerhati hewan asal Denpasar Timur, yang mendedikasikan hidupnya merawat puluhan anjing dan kucing terlantar di tengah keterbatasan dana dan fasilitas.
Meski hanya bermodal hati yang tulus dan sisa makanan dari dapur rumahnya, Jro Ayu telah menjadi “ibu asuh” bagi lebih dari 30 anjing dan sekitar 40 ekor kucing yang ditelantarkan pemiliknya. Ia menyebut perannya ini sebagai bentuk panggilan spiritual.
“Saya merasa ini adalah tugas dari Tuhan. Mereka (anjing dan kucing) ciptaan-Nya juga. Mereka berhak hidup dan mendapatkan kasih sayang seperti kita. Bahkan dalam kepercayaan saya, ada anjing yang merupakan jelmaan manusia yang dikutuk. Mereka datang untuk mencari belas kasih agar bisa menebus karma mereka,” tuturnya penuh keyakinan.
Namun, cinta kasih Jro Ayu kepada hewan-hewan ini tak berjalan mudah. Ia kini kewalahan menanggung biaya perawatan, termasuk makanan, pengobatan, dan penitipan di sejumlah shelter. “Untuk satu hari saya bisa habis sekitar Rp70 ribu hanya untuk makan mereka. Belum biaya ke dokter hewan jika ada yang sakit,” ucapnya.
Jro Ayu tak memiliki tempat tinggal sendiri. Ia masih tinggal menumpang bersama keluarga, sehingga tidak bisa membawa semua hewan yang ia rawat ke rumah. Beberapa hewan yang sakit atau butuh perawatan intensif ia titipkan di beberapa shelter di wilayah Plaga, Pegok, hingga Trijata. “Saya titip di sana karena tak tega melepas mereka kembali ke jalanan setelah dirawat. Tapi biaya penitipan per ekor bisa mencapai Rp200 ribu per bulan,” katanya.
Kepedulian Jro Ayu tumbuh dari hal kecil—memberikan sisa makanan pada anjing liar yang berkeliaran. Namun, seiring waktu, jumlah hewan yang ia temui terus bertambah, terutama yang dibuang dalam kondisi menyedihkan. Ada yang masih kecil, lumpuh, bahkan masih menyusui. Tak jarang, hewan-hewan itu ditinggalkan secara diam-diam di tempat biasa Jro Ayu memberi makan.
“Kadang masih ada yang di dalam kampil, diikat, dibuang malam-malam. Pernah satu kampil berisi enam anak kucing. Saya benar-benar sedih dan marah,” keluhnya.
Jro Ayu berharap masyarakat bisa lebih peduli terhadap hewan peliharaan. Ia menekankan pentingnya komitmen saat memutuskan untuk memelihara hewan.
“Kalau sudah berani memelihara, harus punya komitmen. Jangan ketika sakit atau merepotkan, langsung dibuang. Mereka harus disayang seperti keluarga sendiri. Kalau tidak sanggup punya anak hewan, sterilkan saja. Banyak yayasan yang bisa bantu,” tegasnya.
Kritik juga ia lontarkan pada pemerintah daerah yang dianggap kurang peka terhadap nasib hewan liar. Rencana eliminasi anjing liar di Bali menjadi sorotan baginya. “Jangan semua anjing di jalan dianggap liar dan berbahaya. Banyak yang memang peliharaan warga tapi dibiarkan berkeliaran. Pemerintah sebaiknya galakkan vaksinasi, bukan eliminasi,” ujarnya.
Ia juga membandingkan dengan negara-negara lain seperti Turki dan Amerika Serikat, di mana menelantarkan hewan bisa berujung hukuman penjara. Menurutnya, Indonesia perlu segera memiliki payung hukum untuk melindungi hewan.
Butuh Bantuan untuk Terus Bergerak
Di tengah perjuangannya yang penuh tantangan, Jro Ayu kini berharap pada uluran tangan para donatur. Ia mengajak masyarakat yang peduli untuk ikut ambil bagian, baik dengan mengadopsi, memberikan donasi, atau sekadar membantu menyebarkan informasi.
Bagi yang ingin membantu perjuangan Jro Ayu menyelamatkan anjing dan kucing terlantar di wilayah Denpasar Timur, dapat menghubungi langsung melalui WhatsApp di nomor 0878-6057-3868.
“Saya tak bisa berhenti, karena mereka terus menunggu. Mereka bahkan tahu jam saya datang dan rela menunggu berjam-jam. Ini bukan sekadar memberi makan, ini soal kasih sayang dan tanggung jawab pada sesama makhluk hidup,” pungkasnya.