Kariasa Adnyana: Short Cut Dititik 5 dan 6 Tahun Ini Mulai Digarap

Anggota Komisi III DPRD Bali, Ketut Kariasa Adnyana yang melakukan monitoring bersama Balai Jalan Provensi Bali pada Selasa (7/8)

Buleleng – Kepastian pembangunan shortcut di ruas jalan Mengwitani-Singaraja pada titik 5/6 kini akan mulai dikerjakan. Di kalangan DPRD Provinsi Bali pun mulai mengejar realisasi di dua titik tersebut. Bahkan rencana pembangunan tersebut telah dilakukan konsultasi ke Kementrian PUPR di Jakarta tahun lalu.

Anggota Komisi III DPRD Bali, Ketut Kariasa Adnyana yang melakukan monitoring bersama Balai Jalan Provensi Bali pada Selasa (7/8) pukul 10;00 Wita di titik 5/7 Wanagiri Kecamatan Sukasada.

Ketika dikonfirmasi Kariayasa mengatakan, dari 10 usulan DED (Detail Engineering Design) yang diajukan sebelumnya, pada tahun 2018 hanya dua titik yang rencananya akan mulai digarap yaitu di titik 5 dan 6. “Shortcut sesuatu yang sudah lama diinginkan oleh masyarakat Bali khususnya Buleleng untuk mempersingkat jarak tempuh dari Bali Selatan ke Bali Utara yang biasanya ditempuh 2 jam menjadi 1 jam. Sehingga 10 titik yang sudah dibantu dengan dana APBN akan segera digarap. Nah sekarang menunggu pembebasan lahan saja. Bayangkan sekarang kalau ke Buleleng sampai di puncak sudah mabuk. Inilah yang harus dipercepat,” ujar Kariasa Adnyana.

Menurut Kariasa, percepatan rencana pembangunan shortcut ini tidak terlepas untuk menstarakan pembagunan Bali Selatan dengan Bali Utara yang selama ini disebutkan ada ketimpangan. Bahkan Kabupaten Buleleng seperti teranaktirikan. Padahal Buleleng sendiri dulunya merupakan ibu Kota Sunda Kecil (Ibu Kota Provensi Bali).

“Tujuan utama pembangunan Shortcut adalah agar ketimpangan selama ini terjadi Bali Utara dengan Bali Selatan cepat terselesaikan, karena selama ini banyak kendala untuk membangun Buleleng ada pada invrastruktur. Nah Shortcut tujuan utamanya sebelum Bandara Buleleng akan dibangun, dengan Gubernur terpilih dan Bupati Buleleng serta Anggota Dewan kita akan betul perjuangkan ini,” jelasnya.

Kendati rencana pembangunan Shortcut tersebut tersiar kabar akan terjadi penyunatan anggaran pihaknya tak mempersoalkan, sebab hal tersebut sudah melalui proses tender dan DPRD I dan II telah berkomitmen. ”Penyunatan itu tidak masalah, kita di DPRD I dan II khususnya Fraksi PDI Perjuangan sudah komitmen, sehingga tahun 2020 harus sudah Clear di 10 titik tersebut” papar Kariasa Adnyana.

Meski DED-nya sempat mengalami perubahan dengan bentuk Fly Over itu sehingga menyebabkan shortcut tidak bisa direalisasikan. Proyek pembangunan shortcut di dua titik 5/6 itu akan menelan anggaran mencapai 300 miliar lebih dengan dua jembatan yang dibangun mencapai panjang 75 meter dan 200 meter berketinggian 25 meter.

Sebagai Putra Desa Busungbiu yang duduk di DPRD I Bali, menyinggung seluruh lapisan baik golongan maupun partai agar memperhatikan Buleleng. Pasalnya Buleleng yang tingkat kemiskinan tertinggi ketimbang daerah Badung, ”Untuk mengentaskan kemiskinan di Buleleng kita tidak terlepas dari partai politik. Kalau partai politik tujuannya hanya mendudukan seseorang saja itu berarti bukan tujuanya untuk memajukan daerahnya apalagi daerah pemilihanya Buleleng. Karena tujuan dari partai politik mendudukaan sesorang untuk memajukan daerahnya itu sendiri,” singgung Kariasa Adnyana.

Sebarkan Berita ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here