Denpasar – Presiden Joko Widodo memimpin sosialisasi tentang PPh Final UMKM di Sanur Bali, Sabtu (23/6). Jokowi datang ke Sanur dengan pakaian adat khas Bali, mengenakan udeng berwarna hijau dan busana putih. Seperti biasa, Jokowi tidak langsung menuju panggung utama melainkan bersalaman ria dengan peserta yang ada lorong tengah.
Aksi ini membuat ruangan pertemuan tampak tidak teratur karena banyak peserta terutama ibu-ibu yang berebutan untu foto bersama atau sekedar selfi. Bahkan, banyak di antara mereka berteriak menyebut nama Jokowi agar bersabar untuk difoto. Aksi ini sempat membuat repot aparat dari Paspampres yang berjuang mengendalikan kerumuman warga.
Dalam arahannya, Jokowi meminta kepada para pengusaha agar tetap waspada menghadapi ekonomi global yang serba tidak beres dan tidak stabil. “Kita tahu kondisi ekonomi global penuh dengan ketidakpastian, penuh tanda tanya bagi dunia. Sehingga di kabinet saya minta para menteri agar hati-hati dan selalu waspada dengan ketidakpastian ekonomi global. Ada perang dagang China dan Amerika, kenaikan suku bunga di Amerika, guncangan ekonomi di negara berkembang,” ujarnya.
Sekalipun kondisi ekonomi global belum stabil, namun Jokowi meminta agar Indonesia harus tetap bersyukur. “Indonesia pertumbuhan ekonomi nomor 3 atau 4 di negara G20. Saat ini ada revolusi industri. Revolusi industri keempat ini kecepatannya 3 kali lebih cepat dari revolusi sebelumnya. Ada IT, ada robot, ada internet. Di beberapa bandara-bandara dunia, bersihkan lantai sudah pakai robot. Kita masih pake sapu, tidak apa-apa. Setelah ini kita bisa pake robot. Pengusaha harus tahu itu, ada online store, toko online da sebagainya. Dunia sudah seperti itu, kalau tidak kita akan tertinggal,” ujarnya.
Di pertengahan sambutan, Jokowi bertanya kepada para pengusaha apakah izin di Bali masih sulit atau mudah. Para pengusaha serentak menjawab ada yang lama ada yang cepat. Mendengar jawaban itu, Jokowi bercerita soal dirinya yang pernah investasi di Arab Saudi, yang urus izin hanya dalam sejam sudah bisa bangun kantor, bangun pabrik, bangun gudang dan sebagainya.
Jokowi bercerita soal pengalaman menjadi Gubernur DKI. Saat itu dirinya mencoba mengurus izin SIUP. Lamanya berminggu-minggu. Padahal hanya ada sekitar 6 item dalam izin SIUP. “Saat itu petugas mengatakan izin itu bisa berminggu-minggu. Lalu saya tanya kenapa harus lama. Lalu dijawab karena tanda tangan pemimpin. Saya naik ke lantai 3, lifnya mati. Tambah marah saya. Untungnya saat itu kepalanya tidak ada. Kalau ada saya akan keplak kepalanya,” ujarnya.
Di akhir arahannya, Presiden pun akan mensosialisasikan PPh final UMKM yang hanya 0,5 persen. Saat meluncurkan PPh final UMKM 0,5 persen di Surabaya, Presiden menjelaskan bahwa penurunan tarif tersebut, selain karena adanya keluhan dari pelaku UMKM, juga dimaksudkan agar para pelaku usaha kecil dapat mengembangkan usahanya sehingga mampu berkembang menjadi usaha yang lebih besar lagi.
“Agar usaha mikro ini bisa tumbuh melompat menjadi usaha kecil. Usaha kecil juga bisa tumbuh melompat menjadi usaha menengah. Usaha menengah juga bisa melompat lagi menjadi usaha besar. Pemerintah menginginkan seperti itu,” ucap Presiden.
Dalam arahannya, Jokowi meminta agar seluruh pelaku UMKM taat membayar pajak. Besar pajak sangat ringan yakni hanya 1 persen. “Jangan sampai kalau untung bayar pajak, kalau rugi tidak bayar. Ini pajaknya sudah sangat kecil,” ujarnya.
Menurut Jokowi, pemerintah sudah meminta agar bank-bank pemerintah memberikan kredit tanpa jaminan dengan jumlah kredit di bawah Rp 25 juta. “Jangan lagi kredit di atas Rp 25 juta minta agar tanpa agunan. Bank bisa bangkrut nanti,” ujarnya.
Sebelum mensosialisasikan PPh Final UMKM, Presiden memberikan kuliah umum di kampus Institut Seni Indonesia (ISI), Denpasar. Selain itu Presiden juga akan meninjau Pusat Kreativitas Mahasiswa dan Pusat Dokumentasi Seni. Setelah santap siang bersama, Presiden akan melepas pawai Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-40 tahun 2018. Acara ini diagendakan berlangsung hingga sore.