Denpasar – Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan Ibu Mufidah Jusuf Kalla berkesempatan menghadiri acara Sosialisasi Anti Narkoba, Pornografi Serta Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di Hotel Aston Denpasar, Selasa (3/4).
Acara sosialisasi tersebut dihadiri oleh ratusan pelajar di Kota Denpasar, ibu-ibu PKK dari seluruh Bali dan seluruh masyarakat lainnya. Saat memasuki ruangan hotel, Ibu Negara Iriana Jokowi dan Ibu Mufidah disambut dengan lagi waji Indonesia berjudul “Sorak-Sorak Bergembira” oleh seluruh peserta yang hadir. Setelah lagi wajib “Sorak-Sorak Bergembira” langsung disambur dengan Tarian Bali Bali Santi yang dibawakan oleh para Polwan Cantik dari Polda Bali.
Saat naik ke atas panggung, Ibu Iriana Jokowi mengaku baru pertama kali mengikuti acara di hotel selama mendampingi Presiden Jokowi. Menurutnya, selama mendampingi Jokowi, jarang mengikuti acara di hotel berbintang seperti Aston Denpasar. Biasanya, acaranya ada di lapangan, meninjau jembatan, jalan, dermaga, pulau-pulau terluar, bandara dan sebagainya.
“Ini baru pertama kali saya mengikuti acara di hotel mewah. Saya biasanya di lapangan, panas-panas. Kali ini pertama digelar di Aston. Masuk hotel langsung rasakan AC. Langsung mengantuk,” ujarnya. Usai mengaku baru pertama kali menggelar acara di hotel, Ibu Iriana langsung bertanya ke Ibu Mufidah Jusuf Kalla.
“Kalau Ibu Jusuf Kalla, sudah berapa kali mengikuti acara di hotel seperti ini,” ujarnya. Pertanyaan ini langsung dijawab oleh Ibu Mufidah bahwa dirinya memang sudah seringkali mengikuti acara di hotel. Jawaban Ibu Mufidah langsung disambut tepuk tangan meriah oleh peserta yang hadir.
Saat yang sama, Ibu Negara Iriana langsung memperkenalkan para isteri kabinet kerja kepada peserta dengan tugasnya masing-masing. Setelah memperkenalkan isteri para menteri, acara dilanjutkan dengan kuis yang bertemakan tentang narkoba. Dalam kuis itu, Ibu Iriana berperan sebagai seorang teman yang berdebat dengan teman lainnya.
Ibu Iriana berperan sebagai teman yang kecanduan Narkoba lalu minta tolong ke temannya agar bisa keluar dari jeratan Narkoba. Dialog dan pertengkaran pun terjadi. Seorang siswa asal SMA Negeri I Mengwi tampil sebagai penasihat, yang menasihat temannya agar kembali ke jalan yang benar. Pertengkaran itu menghangatkan suasana seluruh ruangan. Intinya, lingkungan pergaulan sangat menentukan, apakah seseorang bisa terjerumus ke dalam pergaulan bebas dan Narkoba atau tidak.