
Beritadewata.com, Buleleng – Karena beredar kabar kurang sedap datang dari Desa Patas ada dugaan sikap tak bersahabat dari Perbekel Desa Patas, Kecamatan Gerokgak, Nyoman Suberata.
Kabar tersebut muncul seiring dengan kehadiran CV Aruna Jaya, yang akan mendirikan pabrik diwilayah Desa Patas alias industry beton (batching plant) . Saat itu menejement CV Aruna Jaya mengajukan surat rekomendasi kepada Perbekel Nyoman Suberata beberapa waktu lalu, namun kepala desa tidak mau menandatanganinya dan malah minta uang muka alias DP atas berdirinya proyek tersebut diwilayahnya.
Hasil investigasi Beritadewata.com pada (13/11) menyebutkan, Perbekel Suberata tidak mau menandatangani surat rekomendasi dengan syarat harus bayar dulu uang DP, staf CV Aruna Jaya yang mengurus surat rekomendasi ke desa itu langsung melaporkan kepada pemilik proyek pembuatan beton tersebut.
“Kalau memang ada aturan seperti itu kasih lihat dulu aturannya apa berupa Perdes atau berupa Keputusan Perbekel. Kita akan bayar kalau memang ada Perdesnya,” jelas Luh Ratna Dewi, S.Pd, manager CV Aruna Jaya.
Menurut Luh Ratna Dewi, kalau memang diaturan dari desa bahwa investor yang hendak berinvestasi di Desa Patas harus membayar dulu uang DP kepada desa, maka CV Aruna Jaya pun hanya akan membayar melalui rekening desa, bukan melalui orang perorang termasuk tidak mau bayar langsung ke Perbekel.
“Kami minta nomor rekening desa supaya kami transfer, tetapi tidak mau kasih. Kami bayar tapi dikasih kuitansi, juga tidak mau,” cerita Ratna Dewi.
Kehadiran perusahaanya di Desa Patas sebenarnya sangat menguntungkan warga setempat. Karena pabrik beton ini bakal memperkerjakan banyak tenaga dari warga Desa Patas. Apalagi Desa Patas masuk kawasan industry sehingga tidak ada alasan bagi Perbekel Suberata untuk menolak pendirian pabrik beton di desa itu.
“Kami dirikan pabrik di sana karena itu kawasan industry. Pabrik kami akan memperkerjakan warga di sana. Karena sesuai aturan kami juga bakal memberikan CSR kepada warga di sana. Tapi jangan minta sekarang, perusahaan belum kerja kok sudah minta DP. Nanti setelah kerja, setelah produk baru kami akan berikan dalam bentuk apa, tergantung pada kesepakatan,” paparnya.

Kata dia, pihaknya kini menunggu sosialisasi kepada masyarakat setempat oleh Prebekel Suberata. Menurut rencana, sosialisasi bakal digelar Senin (19/11/2018) mendatang.
Sementara, Perbekel Suberata juga menyayangkan sikap CV Aruna Jaya yang menaruh alat beratnya di lokasi itu tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu ke desa. “Sehingga besoknya ada suara-suara sumbang dari masyarakat, pak mekel dan pak RT dapat uang berapa, gitu,” paparnya.
“Maka saya langsung turun ke TKP dan saya ketemu orang tangan kanannya bos perusahaan itu, dan dia bilang ini baru taruh saja, belum kerja. Lalu saya jelaskan kepada masyarakat,” tambahnya lagi.
Terkait dengan isu yang beredar dilapangan alasan Nyoman Suberata diduga hendak meminta DP dan tidak mau menandatangani surat tersebut menurutnya apa yang dilakukan sudah sesuai aturan,
“ Kemarin tidak ada saya meminta uang dulu, alasan tidak mau tanda tangan karena harus menggu hasil sosialisasi tanggal 19/11 ini, semua perusahaan yang mau membangun kita atur seperti itu”jelas Nyoman Suberata kepada Beritadewata.com