KARANGASEM, BeritaDewata – Gubernur Bali, Wayan Koster bersama Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra melakukan persembahyangan Hari Suci Saraswati, Sabtu, Saniscara Umanis Watugunung (30/1) di 8 Pura Bali Timur yang berada di Kabupaten Klungkung, Kabupaten Karangasem, dan di Kabupaten Bangli.
Dengan menerapkan Protokol Kesehatan yang ketat, Pura pertama yang menjadi tujuan persembahyangan Gubernur Bali asal Desa Sembiran, Buleleng ini, dimulai dari Pura Dasar Bhuana Gelgel, Kecamatan Klungkung. Pura Dasar Bhuana Gelgel adalah tempat suci yang berkaitan erat dengan Pemerintahan Raja Dalem Waturenggong di abad ke-16 dan mampu membawa kesenian dan kebudayaan Bali mencapai masa keemasannya dengan menjadikan seni sebagai alat pemersatu.
Dalam persembahyangan yang juga diikuti oleh Bupati Karangasem terpilih Periode 2020-2024, Gede Dana, Wakil Bupati Karangasem, Wayan Artha Dipa, beserta Penyarikan Agung MDA Bali, Ketut Sumarta, dan Rektor UNHI, Prof. Dr. I Made Damriyasa, M.S ini dipuput langsung oleh Jro Mangku Made Lila.
Usai di Pura Dasar Bhuana Gelgel, Gubernur Koster kemudian berlanjut menuju lokasi persembahyangan yang kedua, di Pura Goa Lawah, Kecamatan Dawan, Klungkung yang dipuput langsung oleh Jro Mangku Gede Pujastawa.
Selanjutnya di lokasi ketiga, Gubernur Wayan Koster menghaturkan sembah bhakti di Pura Luhur Andakasa, Kecamatan Manggis, Karangasem yang merupakan tempat berstananya Dewa Brahma, dan selama persembahyangan tersebut dipuput langsung oleh Jro Mangku Nyoman Kreteng.
Pura keempat yang menjadi tujuan persembahyangan mantan Anggota DPR-RI 3 Periode dari Fraksi PDI Perjuangan ini berlokasi di Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem yakni di Pura Silayukti yang merupakan tempat berstananya Ida Bhatara Mpu Kuturan, dan dalam persembahyangan ini dipuput langsung oleh Jro Mangku Gede Antara.
Setelah di Pura Silayukti, rombongan Wayan Koster kemudian menuju Pura yang kelima, tepatnya di Pura Penataran Silawana Hyang Sari Lempuyang yang berlokasi di Banjar Batugunung, Desa Bukit, Karangasem. Persembahyangan yang berlangsung hening ini dipuput langsung oleh Jro Mangku Nyoman Wisma Suardhita.
Gubernur Bali jebolan ITB ini terus melanjutkan perjalanan sucinya di Hari Saraswati ini dengan bertolak menuju lokasi Pura yang keenam, yakni di Pura Pasar Agung Besakih Giri Tohlangkir, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Karangasem. Setibanya di parkiran Pura Pasar Agung Besakih Giri Tohlangkir, Gubernur Koster disambut oleh komunitas bersepeda dari Canggu, Kabupaten Badung, dan mengajak orang nomor satu di Pemprov Bali ini berfoto bersama. Sebelum berfoto, para komunitas sepeda gayung ini mengetahui kehadiran Gubernur Bali, dan mereka merelakan waktu menanti kehadiran Wayan Koster selama 3 jam lamanya.
Usai berfoto dengan komunitas bersepeda dari Canggu, di utama mandala Pura Pasar Agung Besakih Giri Tohlangkir ini, Gubernur Koster disambut hujan selama 10 menit, dan Wayan Koster langsung memfokuskan diri melakukan pemujaan di Pelinggih Meru Tumpang Pitu yang merupakan tempat berstananya Ida Bhatara Lingsir Giri Toh Langkir, dan persembahyangan ini dipuput oleh Jro Mangku Gede Ketut Sigre.
Masih berkaitan dengan Besakih, Gubernur Bali yang juga menjabat sebagai Ketua DPD PDI Perjuangan ini kemudian menuju lokasi yang ketujuh, di Pura Agung Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem. Sebagai Pura Sad Kahyangan Jagad, dan bertepatan pada Pewatekan Ida Bhatara Lingsir pada Rahina Saraswati, persembahyangan Wayan Koster dipuput langsung oleh Jro Mangku Sueca dengan menghaturkan sembah bhakti di Pelinggih Meru Tumpang Tiga, yang merupakan stana dari Ida Bhatara Lingsir.
Pura kedelapan yang menjadi tujuan persembahyangan Gubernur Bali, Wayan Koster di Hari Suci Saraswati ini berakhir di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, yakni di Pura Ulun Danu Batur yang merupakan stana dari Bhatara Dewi Danuh atau Betari Ulun Danu dan tempat pemujaan Dewa Wisnu. Dalam persembahyangan tersebut, dipuput oleh Jro Mangku Budarsana.
Dalam persembahyangan tersebut, Gubernur Koster memohon agar Jagad dan Krama Bali selalu dalam keadaan rahayu, selamat, sehat, nyaman, aman, dan damai dalam situasi masa pandemi Covid-19. Selain itu juga memohon agar selalu mendapat tuntunan dalam melaksanakan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru, yakni dengan menata pembangunan secara fundamental dan komprehensif berdasarkan adat, tradisi, seni dan budaya, serta menerapkan nilai nilai kearifan lokal Bali Sad Kerthi, meliputi Atma Kerthi (penyucian jiwa), Danu Kerthi (penyucian sumber air), Wana Kerthi (penyucian tumbuh tumbuhan), Segara Kerthi (penyucian laut), Jana Kerthi (penyucian manusia), dan Jagad Kerthi (penyucian alam semesta).