DENPASAR, BERITA DEWATA – Gubernur Bali bersama jajaran Forkopimda menyatakan sikap tegas soal maraknya ormas di Bali. Dalam pernyataan yang disampaikan pada Hari Purnama, Senin (12/5/2025), Gubernur Bali Wayan Koster menolak keras kehadiran ormas yang dinilai menimbulkan keresahan masyarakat.
“Kita tidak butuh ormas yang berkedok menjaga keamanan, tapi justru bertindak premanisme, kekerasan, dan intimidasi. Ini merusak citra Bali sebagai destinasi wisata dunia yang aman dan damai,” kata Gubernur Bali dalam keterangannya di Denpasar.
Pemprov Bali menyebut, hingga saat ini terdapat 298 ormas yang resmi terdaftar dan bergerak di bidang sosial, budaya, kepemudaan, hingga lingkungan. Namun, bagi ormas yang tak memenuhi kewajiban administratif sesuai regulasi, seperti tidak melapor ke Kesbangpol, maka keberadaannya tidak diakui.
“Bali punya sistem pengamanan terpadu berbasis desa adat, seperti SIPANDU BERADAT dan BANKAMDA. Itu sudah terbukti efektif menangani keamanan, bahkan saat event internasional berlangsung di Bali,” tegasnya.
Gubernur juga mengajak masyarakat Bali untuk tetap bersatu menjaga kedamaian dan ketertiban Bali melalui semangat kearifan lokal seperti gilik-saguluk, para-sparo, dan salunglung-sabayantaka.
“Bali sangat terbuka terhadap pendatang, tapi semua yang tinggal di Bali wajib menghormati budaya lokal dan ikut membangun Bali,” ujarnya.
Ia menegaskan, pihaknya bersama TNI, Polri, dan aparat terkait akan menindak tegas ormas yang terbukti meresahkan, melakukan premanisme, dan bertentangan dengan nilai-nilai luhur masyarakat Bali.