Denpasar – Sebanyak 150 mahasiswa dari Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Negeri Bali dilatih dalam Task Force Bali khusus dalam bidang pariwisata untuk melakukan antisipasi bilamana suatu saat Gunung Agung meletus. Pembantu Ketua III STP Bali I Nyoman Sudiksa saat dikonfirmasi Rabu (18/10) membenar jika ada 150 mahasiswanya saat ini sedang dilatih untuk mendukung Task Force Bali dalam bidang pariwisata.
“Bukan hanya 150 mahasiswa STB Bali, ada juga 30 dosen yang terlibat langsung dalam kegiatan tersebut. Kita memang selalu berdoa dan berharap agar Gunung Agung tidak meletus. Kalau pun meletus, maka kita sudah siap. Mahasiswa dan dosen STP Bali akan melakukan pendampingan khusus dalam bidang pariwisata terutama turis mancanegara bila akhirnya Gunung Agung meletus,” ujarnya di Denpasar, Rabu (18/10).
Menurutnya, pelatihan dilakukan dalam 3 hari berturut-turut. Hari ini (Rabu,18/10) merupakan pelatihan terakhir dimana para mahasiswa dan dosen itu langsung praktek di 10 titik di kawasan wisata terutama di Bali selatan.
“Ratusan mahasiswa dan puluhan dosen akan ditempatkan di 10 titik sebagai hospitality desk. Tugasnya adalah membantu para wisatawan bila Gunung Agung akhirnya meletus. Sekali lagi kita sama sekali tidak berharap gunung meletus. Tetapi antisipasi itu harus ada terutama bagi turis asing di Bali. Mereka akan bertanya banyak hal, bila gunung meletus, bila bandara ditutup, bagaimana caranya pulang ke negaranya, dan berbagai pertanyaan lainnya. Kita melatih mahasiswa dan dosen, sesuai dengan skenario yang sudah disampaikan. Mereka yang akan menjelaskan kepada turis asing sesuai dengan skema pemerintah dan seterusnya,” ujarnya.
Ada 10 titik kumpul yang dijadikan sentra informasi bila Gunung Agung meletus yakni ITDC Nusa Dua Bali, Pasar Oleh-Oleh Krisna dan Bebek Tepi Sawah Tuban, Bandara Ngurah Rai, Central Parkir Kuta, Pelabuhan Benoa, Grand Bali Beach Sanur, Desa Wisata Kertalangu, Taman Ayu Singapadu, Taman Safari dan Bali Bird Park Gianyar Bali. Pemilihan titik kumpul ini sangat penting karena dianggap sebagai pusat pariwisata dengan pergerakan turis asing yang banyak.
Ada 6 materi yang dilatih yakni pengetahuan tentang kebencanaan gunung api oleh Deputi Kesiapsiagaan dan Kebencanaan BNPB, Teknik Komunikasi oleh Bali Tourism Hospitality, Safety Briefing dari Dinas Kesehatan, Psicological First Aid dari ahli psikologi Bali khusus untuk pertolongan pertama pada trauma psikologi bencana, How to Handle Complain dari Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali, dan materi terakhir adalah role play dimana para peserta diterjunkan langsung ke lapangan.
Pada kesempatan tersebut, BNPB juga memberikan 1000 pices masker standar untuk debu vulkanik, 2500 flyer berbahasa Indonesia dari Arta Graha dan 1000 flyer berbahasa Inggris tentang tata cara menghadapi hujan abu vulkanik.
“Kini ratusan dosen dan mahasiswa sudah siap. Bilamana gunung meletus, bandara ditutup, mereka akan menjadi garda terdepan dalam menolong, memberikan penjelasan kepada wisatawan agar tidak panik, kemana harus berkumpul, ke bandara mana harus dituju, menggunakan transportasi yang mana dan seterusnya,” ujarnya.