Puluhan Negara Bahas Isu Kependudukan di Kuta

Puluhan negara bahas isu kependudukan di Kuta

BeritaDewata.com, Kuta – Sebanyak 45 negara di kawasan Asia dan Afrika berkumpul di Bali selama tiga hari berturut-turut sejak Selasa (18/9) hingga Kamis (20/9). Puluhan negara itu berkumpul di Kuta Bali untuk menghadiri Konferensi Inter Ministreal Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST).

Adapun isu yang dibahas adalah Kependudukan dan Pembangunan yang Agenda Tahun 2030. Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST) atau “Kerjasama Selatan-Selatan” (KSS) atau “kerja sama antar negara” dalam kependudukan dan pembangunan telah menjadi isu yang sangat penting dalam memperkuat kemitraan demi tercapainya tujuan Pembangunan Berkelanjutan ( SDGs).  Konferensi dibuka langsung oleh Menteri Kesehatan Nila Moeloek.

Dalam arahannya Menkes mengatakan, keterlibatan dalam bertukar pengalaman dan berbagi solusi antar negara-negara berkembang untuk mengatasi masalah kependudukan dan pembangunan memungkinkan negara-negara tersebut untuk menerapkan percepatan dan kerja sama dalam mencapai pembangunan nasional berkelanjutan di negara masing-masing.

Kerjasama Selatan-Selatan telah dirintis selama beberapa dekade terakhir, merupakan bentuk upaya Pencapaian Agenda SDGs 2030 dengan mempertimbangkan perkembangan lingkungan strategis sosial-budaya, politik dan ekonomi. “Ledakan kependudukan menjadi isu bersama negara negara di kawasan ini. Itulah sebabnya isu ini menjadi isu bersama untuk segera mendapatkan penyelesaian,” ujarnya.

Sejarah KSS dimulai pada tahun 1955, ketika Pemerintah Indonesia, bersama dengan empat negara lainnya, menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika di Bandung – Indonesia, yang bertujuan untuk mempromosikan kerja sama ekonomi dan budaya Afrika-Asia. Acara ini dihadiri oleh 29 negara, mewakili lebih dari setengah penduduk dunia.

Sejak itu, banyak konferensi diadakan di negara-negara berkembang, termasuk Konferensi Tingkat Tinggi PBB 2009 tentang Kerjasama Selatan-Selatan, yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kenya, yang menegaskan kembali KSS sebagai upaya bersama antar negara-negara berkembang, yang lahir dari pengalaman, tujuan dan solidaritas bersama; dengan kemitraan yang sederajat. Negara-negara didorong untuk mengembangkan sistem untuk mengevaluasi kualitas dan dampak program-program KSS.

Hampir semua negara berkembang terlibat dalam KSS. KSS harus dilihat sebagai pelengkap Kerjasama Utara-Selatan. Banyak negara, termasuk Indonesia, telah sangat aktif dalam KSS di bidang kependudukan dan pembangunan. Sejak tahun 1980-an, Pemerintah Indonesia telah berbagi pengalamannya dalam bidang kependudukan dan keluarga berencana dengan negara-negara berkembang lainnya.

Hingga saat ini, sekitar 5.100 pejabat dari 104 negara telah belajar melalui pertukaran dan peningkatan kapasitas. Beberapa program kerja sama telah memberikan dampak positif pada pembangunan nasional di antara negara-negara berkembang.

Keberhasilan pelaksanaan KSS dalam bidang kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan melalui berbagi pengalaman terbaik menjadi bahan acuan untuk pelaksanaan Konferensi Internasional tentang Program Aksi Kependudukan dan Pembangunan (ICPD), di antara negara-negara yang memiliki masalah serupa. Pada pertemuan ICPD@25 dan Konferensi Tingkat Tinggi KSS di Buenos Aires, Argentina, Maret 2019 (BAPA + 40) yang akan datang, para pembuat kebijakan dan kependudukan dan ahli pembangunan akan memastikan diskusi mendalam tentang memfasilitasi pembangunan sosial dan ekonomi, dengan mempertimbangkan pola kependudukan kunci, tren dan isu dan solusi inovatif.

Konferensi Antar-Kementerian tentang KSST bidang Kependudukan dan Keluarga Berencana yang akan diselengarakan 18-20 September di Bali Indonesia akan membahas isu-isu kependudukan dan pembangunan terkini yang mempengaruhi Agenda SDGs 2030. Selain itu, konferensi ini adalah sebagai sarana untuk berbagi pengalaman terbaik yang memungkinkan terjalinnya kerja sama antar negara-negara berkembang untuk mencapai hasil, dampak, dan jangkauan yang lebih besar dalam bentuk konsensus yang disepakati bersama. Konsensus tersebut akan dipresentasikan pada BAPA + 40

Beberapa isu yang dibahas antara lain isu-isu kependudukan dan pembangunan; seperti penduduk usia tua, kelahiran rendah; bonus demografi; pemuda, perdamaian dan keamanan; dan sensus penduduk 2020 dan data utama dengan pendekatan kerja sama KSST. Berbagi pengalaman terbaik antara negara-negara berkembang tentang isu-isu terkini untuk mencapai solusi yang lebih baik menjadi perhatian mereka bersama.

Diskusi lain adalah tentang modalitas, implementasi, dan penilaian dampak program KSST dalam memperkuat sistem kerja sama, identifikasi prioritas strategis KSST di antara negara-negara berkembang dan mempererat kemitraan; dan membuat pernyataan resmi untuk dimasukkan ke Konferensi Tingkat Tinggi Kedua PBB mengenai KSS yang dijadwalkan pada Maret 2019 yang menandai peringatan ke-40 dari penerapan Rencana Aksi Buenos Aires (BAPA-40).Ada empat sesi teknis yang akan diselenggarakan selama Konferensi. KSST tentang Kelahiran Rendah dan Penduduk Usia Tua.

Sesi teknis ini akan membahas dan berbagi pengalaman negara-negara yang mengalami isu penduduk usia tua dan tingkat kelahiran rendah serta pelajaran yang didapat, isu-isu substantif untuk pengambilan kebijakan, peluang untuk KSST, kemungkinan modalitas untuk mengimplementasikan KSST termasuk platform dan metode kerja sama.

Selain itu dibahas juga KSST tentang Pemuda termasuk Demografi Dividen dan Pemuda, Perdamaian dan Keamanan. Kedua sesi teknis terkait ini akan membahas dan berbagi KSST tentang dividen demografi dan kemajuan dan dampak dari integrasinya ke dalam kebijakan dan program pada tingkat nasional dan subnasional, serta pemantauan dan evaluasinya.

Bagian kedua dari seri ini akan mengeksplorasi inisiatif dan peluang untuk SSTC di antara negara-negara terkait mengenai Pemuda, Perdamaian dan Keamanan, berdasarkan pengalaman negara-negara yang dipilih, dalam hal inisiasi Resolusi PBB 2250, menjembatani pengembangan, hubungan kemanusiaan dan perdamaian, dan penerapan pelajaran yang dipetik menggunakan berbagai modalitas, platform dan metode kolaborasi.

KSST tentang Kesehatan Reproduksi dan Seksual serta Hak-Hak Reproduksi termasuk Keluarga Berencana.

Sesi teknis ini akan membahas dan berbagi penglaaman program KSST saat ini dan yang lalu tentang Kesehatan Reproduksi dan Seksual dan Hak-Hak Reproduksi termasuk pelayanan dasar Keluarga Berencana: modalitas, platform dan metode kerja sama, sistem penilaian dampak, dan pelajarannya untuk inisiatif SSTC di masa mendatang.

Sebarkan Berita ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here