Jawa Tengah – Setiap tahun, negara anggota International Accreditation Forum (IAF) dan The International Laboratory Accreditation Cooperation (ILAC) merayakan World Accreditation Day (WAD) dengan berbagai kegiatan nasional, seminar, dan publikasi media.
Tak terkecuali di Indonesia, Komite Akreditasi Nasional (KAN) sebagai wakil Indonesia yang aktif dalam keanggotaan organisasi tersebut turut merayakannya. Tahun ini, bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah serta pemangku kepentingan di bidang penilaian kesesuaian memperingati World Accreditation Day tahun 2018 di Semarang, Jawa Tengah (10/07/2018).
Dengan tema Bagaimana Akreditasi Bisa Menjadikan Dunia Yang Aman, WAD menyuarakan harapan akan terwujudnya segala aspek kehidupan manusia berlangsung aman seperti tempat bekerja, penggunaan produk, transportasi, dan sebagainya. Secara statistik, harapan terkadang masih jauh dari kenyataan. Diperlukan perhatian dari pihak yang berkepentingan baik dari pemerintah, regulator, pengusaha untuk membantu mewujudkan harapan tersebut.
Oleh karenanya, dalam semangat tema WAD tersebut Ketua KAN yang juga Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) Bambang Prasetya mengingatkan akan pentingnya akreditasi dalam menjamin aman dan memenuhi persyaratan pada setiap aspek. “Akreditasi merupakan pengakuan formal yang menyatakan bahwa lembaga penilaian kesesuaian seperti lembaga sertifikasi, laboratorium, serta lembaga inspeksi kompeten dalam melakukan kegiatan penilaian kesesuaian. Dengan demikian, lembaga penilaian kesesuaian yang terakreditasi bisa menjamin proses penilaian kesesuaian sesuai persyaratan internasional,” ujar Bambang.
Lembaga penilaian kesesuaian, lanjut Bambang, melakukan kegiatan sertifikasi atau pengujian atas produk/jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/organisasi. Produk atau jasa yang lolos uji dan/atau meraih sertifikasi, berarti telah memenuhi standar tertentu dan dijamin aman. “Dari gambaran rangkaian kegiatan standardisasi dan penilaian kesesuaian tersebut menunjukkan bahwa akreditasi berperan penting dalam menciptakan sesuatu itu menjadi aman sebagaimana harapan dalam tema WAD,” tambah Bambang.
KAN sendiri yang mewakili Indonesia terus berperan aktif dalam organisasi akreditasi internasional. Selain IAF dan ILAC, KAN juga berperan aktif dalam APLAC/Asia Pasific Laboratory Accreditation Cooperation dan PAC/The Pasific Accreditation Cooperation.
Sampai dengan Juni 2018, KAN telah mendapat pengakuan di kawasan regional Asia Pasifik dengan menjadi penandatangan APLAC MRA untuk 5 skema akreditasi, yaitu laboratorium penguji, laboratorium kalibrasi, laboratorium medik, lembaga inspeksi dan penyelenggara uji profisiensi.
KAN juga telah mendapat pengakuan di kawasan regional Asia Pasifik dalam kerangka PAC MLA untuk untuk 7 skema akreditasi, yaitu sistem manajemen mutu (ISO 9001), sistem manajemen lingkungan (ISO 14001),sertifikasi produk, sistem manajemen keamanan pangan (ISO 22000), sertifikasi person, sistem manajemen energi (ISO 50001) dan sistem manajemen keamanan informasi (ISO 27001).
Adapun perkembangan standardisasi dan penilaian kesesuaian sudah terhitung sampai Juni 2018, Komite Akreditasi Nasional telah mengakreditasi sebanyak 1985 lembaga penilaian kesesuaian yang terdiri dari 1710 lembaga penilaian kesesuaian yang termasuk kelompok laboratorium dan 275 lembaga penilaian kesesuaian yang termasuk kelompok lembaga sertifikasi. LPK yang termasuk kelompok laboratorium terdiri dari 122 lembaga inspeksi, 296 laboratorium kalibrasi, 1215 laboratorium uji, 61 laboratorium medik, dan 16 penyelenggara uji profiensi.
Saat ini, KAN telah mengoperasikan 25 skema akreditasi, yaitu Sistem Manajemen Mutu (SNI ISO 9001), Sistem Manajemen Lingkungan (SNI ISO 14001), Sertifikasi Produk (Tanda SNI), Sertifikasi Personel, Ecolabel (KAN Guide 801), Sistem Manajemen Keamanan Pangan (SNI ISO 22000), Pangan Organik (KAN Guide 901), Pengelolaan Hutan Produksi Lestari, Verifikasi Legalitas Kayu, Sistem Manajemen Keamanan Informasi (SNI ISO 27001), Lembaga Sertifikasi Hazzard Analytical Critical Control Point, Sistem Manajemen Mutu Alat Kesehatan (SNI ISO 13485), Gas Rumah Kaca, Sistem Manajemen Energi (SNI ISO 50001), Sistem Manajemen Rantai Pasok (SNI ISO 28000), Usaha Pariwisata, Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SNI ISO 37001), Jaminan Produk Halal, Sertifikasi Bio-Safety, Laboratorium Penguji, Laboratorium Kalibrasi, Laboratorium Medik, Lembaga Inspeksi, Penyelenggara Uji Profisiensi, dan Produsen Bahan Acuan.