DENPASAR – Jika berwisata atau liburan ke Denpasar, Bali, ingin mencicipi masakan Sop Iga mampir saja di “Sop Iga Ayuk In” yang beralamat di kawasan Sidakarya, Perempatan Benoa, Jalan Suwung Kendal No. 11 Denpasar.
Untuk informasi dan pemesana bisa di follow @sopiga_ayukin. Racikan Sop Iga Ayuk In, ini rasanya sangat melayu, setara lidah Londo.
Hal itu di kemukakan oleh Ketua Umum Ikatan Penulis dan Jurnalis Indonesia (IPJI) Taufiq Rachman yang kini menggeluti bisnis kuliner di Denpasar, Bali.
Bisnis kuliner ini mulai dirintis oleh keponakan Taufiq yang tinggal di Bali. Kebetulan, keponakannya tersebut punya resep jitu dalam meracik sop iga. “Dijamin rasanya enak, saya sudah icip-icip,” ujarnya.
Diketahui, sebagai entrepreneur, ayah lima anak ini mengendus peluang besar dikuliner. “Wah, ini sangat bagus, apalagi punya cita rasa dan resep sendiri,” ungkapnya.
Semetara, Zsesa keponakan Taufiq Rachman yang merintis Sop Iga Ayuk In mengiyakan. “Wah, saya senang sekali. Kan om entrepreneur,” ujarnya saat ditemui di Bandara Ngurai Rai, Denpasar, Bali, Kamis (15/2) malam.
Hasrat yang tinggi itu, tidak membuat Zsesa menegadahkan tangan meminta modal besar dengan segala fasilitasnya. Ibu satu anak ini cukup menjajakan sop iga lewat online. “awalnya saya menjajakan secara online,” jelas ibu satu anak ini
Bagi Zsesa, begitu sapaan akrabya, penjualan secara online sangat efektif, termasuk biaya promo dan menaikkan branding. Belum lagi informasi yang disajikan menembus ruang dan waktu.
“Jadi costnya sangat ringan, hanya rajin menshare saja,” ungkapnya.
Dia pun rajin memposting foto foto yang menarik lewat follow @sopiga_ayukin yang dapat menggugah selera makan.
Lalu, istri Pramuniaga Garuda ini meminta komentar dari pembeli serta masukan dari pemesan/konsumennya. “Kita harus interaktif dengan pemesan,” jelasnya.
Hasilnya tidak main-main. Ada saja yang memesan di seantero Kota Denpasar dan Kabupaten Badung. “Wah, senangnya bukan main,” ungkapnya. Bahkan, lantaran kepincut dengan rasa, ada yang repeat order.
Bahkan ada juga peminatnya dari kalangan turis. Kok bisa sih? Kata perempuan berkulit kuning langsat ini, menu yang disajikan bukan hanya untuk selera Indonesia, tapi dikemas sesuai selera orang bule.
Apa rahasianya? Szesa yang karyawati di perusahaan asing ini tersenyum kecil. “Itu rahasia mama,” jelas menyebut mamanya asli “wong kito galoh”, Palembang, Sumatera Selatan.
Akhirnya, lewat online, tanpa sadar terbentuk komunitas penggemar sop iganya. Di sinilah lagi-lagi peluang tidak disia-siakan.
Setelah diskusi disepakati membuat gerai. Tempat yang dipilih kawasan Sidakarya, dekat perempatan Benoa. Tepatnya Jalan Suwung Kendal 11, Den Pasar, Bali. “Hari Sabtu kita akan soft launce,” ungkapnya,
Menyebut nama sop iganya “Ayuk in”, panggilan akrab bundanya Ayu Linda, dijadikan merk sekaligus ikon sop iganya. “Gerainya kecil. Tapi dari yang kecil ini saya berharap akan jadi besar,” ujar Zsesa munutup obrolan.