Buleleng – Kapolsek Kota Singaraja A.A Wiranata Kusuma.SH.MM Mengungkapkan, belakangan ini Polisi Republik Indonesia (Polri) dikenal sebagai pelayan dan pengayom juga selalu berada di tengah- tengah masyarakat, disamping itu Polri menjadi lembaga vertikal terbesar di Indonesia dan Polri memeiliki jaringan yang sangat eksensif.
Dalam menghadapi suatu masalah dan dialog yang sulit dan tidak mencapai kesepakatan terutama masalah prisnsip, dialog yang sudah dijalani dan ada potensi kepentingan bangsa yang lebih besar di korbankan, maka Polri harus bertindak tegas demi membela prinsip-prinsip negara dan bangsa ini.
“Untuk itu Polri butuh dukungan masayarakat luas dan kerjasamanya demi utuhnya bangsa dan terjaganya NKRI, Polri terus membangun kebersamaan sehingga keberadaan Polri dapat semakin dirasakan manfaatnya di tengah-tengah masyarakat. Dalam penegakan supremasi hukum polri lebih menegdepankan asas kekeluargaan terbukti adanya Babinkamtibmas dimasing masing desa, dan Polri selalu disiplin dalam mengemban tugas,” terangnya, saat ditemui di Bulleleng Jumat 21 Juli 2017.
Wiranata Kusuma asal di Desa Tukad Mungga/Buleleng, merupakan Anak keluarga Puri Tukad Mungga anak dari almarh purna wirawan Polri A.A Made Rai pencetus nama Desa Tukad Mungga yang sebelumnya desa itu bernama Tukad Munggah dengan desa Adat Dharma Jati. Wiranata Kusuma yang sebelumnya menjabat Kapolsek Seririt, Kecamatan Seririt. Buleleng/Bali “Saya bertugas di kepolisian sampai saat ini selalu berusaha disiplin dalam menjalankan tugas Negara karena itu sudah ada dalam diri saya, karena saya hidup dilingkungan Puri dan sudah diajarkan semasih kecil,” imbuhnya.
Sebelum, Wiranata Kusuma dikenal sebagai pemuda yang disiplin dan beretika, dari kecil hidup dilingkungan Puri yang penuh dengan aturan serta budaya kedisiplinan. Saking niatnya menjadi Polisi dari masa kecil, segala tangtangan beliau hadapi walaupun dimasyarakat selalu menakut-nakuti dengan kata latihan yang sangat berat dan selaku orang tua A.A Made Rai sempet melarang, namun kembali Wiranata nekat. Larangan itu tidak menyurutkan tekadnya untuk mengabdi pada negara.
Ia berkisah, sebelumnya masuk melalui AKBRI bersama 34 orang dari Bali dan mendaftar di Magelang, namun karena berapa faktor ia tidak lulus seleksi. Kembali Wiranata mendaftar di Bali melalui Bintara Brimob Kepolisian, hal hasil ia lulus dan dilatih ke Pusdik Brimob Watukosek Jakarta Timur.Kebanggaan tersendiri ia dapatkan, sebagai Bintara Brimob yang memakai baret Biru.
Setelah pendidikan dan mendapat tugas ia masuk lagi kejuruan bidang Reserse dan bertugas di Jawa Barat, kembali ada peluang ia masuk kejuruan bidang Lantas. Beberapa tahun menjadi Bintara Bromob kembali ada peluang masuk menjadi Perwira, ia mendaftarkan diri ke Sekolah Calon Perwira (SECAPA) tahun 2001, hingga ditugaskan sebagai perwira di Pamatta, Kanit Patroli Lantas Polres Buleleng. Tugas berat itu kembali ia embang, beberapa daerah di kabupaten sebali pernah di tugasi hingga menjadi Wakapolsek Kerambitan Tabanan/Bali dan kembali ke Polda Bali menjadi Kabit induk 1 PJR Polda.
Sebelum pindah ke Buleleng, Kompol A.A Wiranata Kusuma sempet menjadi Kapolsek Payangan Gianyar dan baru dalam kurun waktu tiga bulan ini menjadi Kapolsek kota Singaraja. Pria kelahiran 26 mei 1964 yang memiliki tiga anak ini menikah pada 23 juni 1993 juga mempunyai satu istri bernama A.A Ayu Lely Satriani yang masih merupakan keluarga Puri Tukad Mungga.
Sebagai ibu Bhayangkari Polri A.A Ayu Lely Satriani yang bekerja di salah satu Bank di Bali mengaku selalu ditinggalkan Wiranata demi menjalankan tugas sebagai abdi negara, ia mengaku tidak mudah, polisi sekarang ini banyak menerima teror dari oknum tidak bertanggung jawab. “Gimana yang namanya tugas kami selalu mendoakan keselamatannya, rasa cemas sih ada apalagi sekarang dengan maraknya teror-teror terhadap kepolisian sangat marak. Dengan tugasnya sebagai pengayom dan pelindung masyarakat saya bangga punya suami seperti itu apalagi kami keluarga besar semua Polri.
Sering ditinggalkan itu sudah biasa apalagi kami berjauhan tinggalnya bapak di Singaraja saya di Denpasar malahan saya juga yang sering pulang ke Singaraja mencari suami, kalau itu terus disesalin atau di kecewaiin kita bertahun-tahun tidak akan nyaman. Ya tetap saya bersyukur dan iklas serta memohon keselamatan dari tuhan Yang Maha Esa, supaya suami dalam mengemban tugas itu berada di jalur yang benar dan sesuai dengan undang-undang berlaku,” tutur Ayu.
Sebagai Perwira Polisi salah satu putra Buleleng anak dari keluarga Puri Tukad Mungga, Wiranata secara pribadi ingin membangkitkan kembali semangat Masyarakat Buleleng apa sebab ia menilai Buleleng ini sangat kaya dan mempunyai potensi sumber daya alam yang sangat tinggi dan perlu di bangkitkan bandingkan dengan daerah kabupaten lain di Bali.
“Banyak potensi di Buleleng yang belum terangkat, bandingkan dengan daerah lain dibali Buleleng ini kaya. Bahkan sumber daya alamnya Buleleng masih jauh lebih bagus, artinya apa keamanan itu selalu seiring dengan kesejahteraan. Kalau masyarakat sejahtera pastilah keamana akan terjamin, karena kriminal itu masalah perut. Kalau orang sudah mulai laper akan bertingkah aneh-neh, mulai nyuri kecil-kecilan ngerampok dan sebagainya,” tegasnya.
Banyaknya potensi yang dimiliki Kabupaten Buleleng dan belum terangkat Kompol A.A Wiranata Kusuma berharap kepada masyarakat Buleleng jangan hanya menjadi penonton melihat apa lagi pantai Buleleng dengan ombak yang kecil bagaikan danau dan mempunyai Pelabuhan di jantung kota Singaraja. “Masyarakat Buleleng jangan jadi penonton, Buleleng ini bagaikan Kue jangan orang lain kasih menikmati mari kita ikut ambil bagian” tegas Wiranata
Setelah nanti mengumpulkan Guade dan para pelaku wisata lainya di Kecamatan Buleleng, bahkan hal ini akan ia sampaikan langsung ke Gedung DPRD Buleleng guna memajukan dan membangkitkan Buleleng Kembali.