Setelah Tiga Hari di Rumah, Diketahui Bayi Terlahir Tanpa Lubang Anus

Wakil Bupati Buleleng Nyoman Sujidra menjenguk keruang RSUD Buleleng

Buleleng – Pasangan suami istri (pasutri) Kadek Kirtayasa (20) dan Wayan Tami Putriani (20) asal Dusun Klandis, Desa Pakisan, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng. Tak menyangka kalau bayi munggil berjenis kelamin perempuan yang baru dilahirkannya akan mengalami kelainan, seperti dikeathui bagian tubuhnya tanpa memiliki lubang anus.

Pada Jumat (21/7/2017) dihalaman ruang perawatan ICU RSUD Buleleng, Tami terlihat sedang duduk bersama sang suami serta seorang keluarganya bernama Nyoman Sariani, dengan ekspersi wajah yang terlihat murung. Anak yang belum sempat diberi nama olehnya kini harus dirawat secara intensif di RSUD Singaraja, pasca dioperasi untuk membuat lubang pembuangan sementara di bagian perut.

Putri keduanya itu mulanya dilahirkan di bidan desa Pakisan pada Minggu (16/7) , secara normal. Awalnya ia sama sekali tidak mengetahui, bila sang buah hati terlahir dalam kondisi tidak normal. Bidan yang membantunya saat melakukan proses persalinan pun sama sekali tidak menginformasikan kondisi tersebut. Akhirnya, dengan perasaan gembira dan tanpa kecurigaan sedikitpun, Tami beserta sang suami langsung membawa putrinya pulang ke rumah.

Setelah tiba di rumah, Tami bilang kondisi bayi mungilnya itu tidak menunjukan adanya suatu ke anehan. Bayi tersebut terlihat sangat sehat, layaknya bayi yang lahir pada umumnya. Tami kaget, wanita yang kesehariannya bekerja sebagai buruh serabutan ini baru menyadari jika Putrinya terlahir tanpa memiliki lubang anus, setelah tiga hari berada di rumah.

“Setelah tiga hari berada di rumah, saya baru sadar kalau anak saya tidak punya lubang anus. Kecurigaan itu muncul karena perutnya mulai terlihat membesar. Setelah saya cek baru kelihatan kalau anak saya tidak punya lubang anus, “ tutur Tami.

Mengetahui kondisi Bayinya seperti itu , Tami bersama suaminya bergegas melarikan sang anak ke RSUD Bueleng pada Rabu (19/7) siang. Sesampainya di RSUD Buleleng, bayi dengan berat 4kg itu dengan cepat diberikan penanganan oleh pihak medis malam itu juga, tim medis langsung mengambil tindakan operasi, untuk membuat lubang sementara di bagian perutnya bayi malang itu.

Kendati kondisi buah hatinya kini dinyatakan telah membaik, Tami kembali dirundung dengan perasaan gelisah dan cemas. Istri dari Kadek Kirtayasa ini tak mampu membayar biaya perawatan yang totalnya mencapai hingga puluhan juta rupiah. Dia pun kebingungan. Disamping tak mampu membayar biaya perawatan, bahkan pasutri ini tidak memiliki identitas diri (KTP) dan Kartu Keluarga (KK). “Saya dan istri tidak punya KTP dan KK. Sehingga kesulitan untuk mencari bantuan. Sudah ada niat sih, setelah dua punya anak baru mau bikin KTP,” jelas Kirtayasa.

Saat Wakil Bupati Buleleng Nyoman Sujidra menjenguk keruang RSUD Buleleng pada Jumat 21 juli siang, ekspresi wajah Tami masih terlihat gelisah ketika mendapat wejangan dengan ucapan mohon sabar dan tetap berdoa.

“Saya melihat memang orang tua bayi itu keadaanya tidak mampu, kemarin dari segi pengobatan saya sudah konfirmasi ke rumah sakit untuk segera melakukan penanganan medis dan orang tuanya untuk melengkapi surat-suratnya. Kita akan bantu melalui Dinas Sosial untuk bisa mendapat perawatan dan biaya, ini memang terbilang kasus kelahiran seperti ini sangat langka dan juga beresiko tinggi terhadap bayi. Mudah- mudahan setelah operasi kembali membaik.” Kata Nyoman Sujidra, saat memebrikan ketrangan kepada wartawan disela-sela kunjunganya ke RSUD Buleleng.

Direktur Utama RSUD Buleleng, dr. Gede Wiartana saat dikonfirmasi ketika mendampingi kedatangan Wakil Bupati memperkirakan bila bayi malang tersebut akan diperbolehkan pulang sekitar 10 hari hingga dua minggu. Setelah usia telah memasuki enam bulan, maka pihaknya akan kembali melakukan tindakan operasi untuk membuat lubang anus di tempat yang semestinya.

“Setelah diperiksa tidak ada anusnya kami langsung mengambil tindakan segera. Asupan gisi sudah kita berikan, kondisi labolatoriumnya seperti itu tapi saya kira belum stabil. Juga ada Kebocoran (Pistel) pada perut itu sudah ditemukan dari awal. Untuk operasi kelanjutan kira-kira enam bulan usianya baru boleh dioperasi lagi untuk membuatkan lubang di tempat yang semestinya,” Terangnya.

Sebarkan Berita ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here