Setelah Dirawat 2 Hari, Bayi Lahir Tanpa Anus Akhirnya Meninggal

Wayan Tami Putriani saat menunggu putri kesayangnanya di RSUD Buleleng

Buleleng – Bayi perempuan yang terlahir tanpa anus dari Desa Pakisan Kecamatan Kubutambahan yang kemudian diberi nama Ni Kadek Anindita Iswari meninggal dunia saat dalam perawatan di NICU RSUD Buleleng, Sabtu 22 Juli 2017.

Bayi perempuan yang baru berusia lima hari, anak dari pasangan suami istri (pasutri) Kadek Kirtayasa (20) dan Wayan Tami Putriani (20) warga Dusun Klandis, Desa Pakisan, Kecamatan Kubutambahan sebelumnya terlahir dengan tidak memiliki lubang anus sehingga dilakukan operasi medis.

Wakil Direktur RSUD Buleleng, dr. Putu Sudarsana, Sabtu (22/7/2017) membenarkan meninggalnya bayi tanpa anus dari Desa Pakisan tersebut, langkah-langkah secara medis telah dilakukan untuk membantu bayi itu, namun menjelang dinihari bayi tersebut meninggal dunia.

“Bayi lahir di bidan, putri dari ibu Tami Putriani dengan alamat Dusun Klandis Desa Pakisan, 16 juli jam 9 pagi, dengan berat 4 kilogram, di bawa ke IGD RSUD Buleleng, 19 juli dengan perut kembung setelah diperiksa diputuskan operasi saat itu juga operasi berlangsung dari jam 21.00 sampai 23.00, selanjutnya dirawat di ruang NICU dan meninggal jam 24.20 wita tadi pagi dengan diagnosa sepsis,” Terang dr. Sudarsana.

Wadir Pelayanan dr. Sudarsana mengatakan, Sepsis merupakan suatu keadaan yang berhubungan dengan adanya infeksi oleh bakteri. Bila tidak segera diatasi, Sepsis dapat menyebabkan kematian penderita.

“Untuk penanganan di RSUD sudah bisa ditangani oleh dokter bedah digestif, di awal dilakukan pembuangan kotoran sementara atau colostomy, kurang lebih 6 bulan kemudian baru di buatkan lubang anus yang permanen, hal ini belum bisa dilakukan keburu pasien meninggal karena sepsis,” papar Sudarsana.

Dr. Sudarsana yang juga dokter spesialis kandungan itu mengatakan, kelahiran bayi tanpa anus tidak dapat diperidiksi sebelumnya, sebab ada beberapa factor yang mempengarugi bayi saat dalam kandungan tersebut.

“Secara medis kasus atresia ani ini belum diketahui dengan pasti penyebabnya dan tidak bisa diprediksi sebelumnya, para ahli menduga hal ini terkait dengan faktor genetika, ini terjadi saat usia kehamilan 8 minggu dimana tidak terjadi pembelahan organ-organ dalam dengan sempurna,” ujar dr. Sudarsana.

Hal senada diungkapkan Direktur RSUD Buleleng, dr. Gede Wiartana, dimana kondisi bayi sempat drop akibat gula darahnya mengalami penurunan drastis. Namun dengan penanganan medis kondisi bayi malang itu bisa membaik selain itu juga ada kebocoran di saluran usus ke vagina, karena ada saluran kecil,” ucap Wiartana.

Ni Kadek Anindita Iswari dengan kondisi yang terus melemah akhirnya meninggal dunia setelah menghirup udara dunia hanya lima hari, selanjutnya putri Kadek Kirtayasa dan Wayan Tami Putriani dibawa ke rumah duka di Dusun Klandis Desa Pakisan untuk dilakukan prosesi penguburan.

Sebarkan Berita ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here