JAKARTA, BERITA DEWATA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara resmi meluncurkan Tata Kelola Kecerdasan Artifisial Perbankan Indonesia sebagai upaya mendorong transformasi digital yang bertanggung jawab di sektor perbankan. Inisiatif ini diresmikan oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, bersama para pimpinan asosiasi industri perbankan di Jakarta, Selasa (29/4).
Dian menegaskan bahwa kecerdasan artifisial (AI) telah menjadi motor utama dalam percepatan transformasi digital industri keuangan, mulai dari peningkatan layanan nasabah, pengembangan produk, hingga pengelolaan risiko dan pencegahan penipuan. Namun, ia juga mengingatkan pentingnya penerapan AI yang etis, aman, dan sesuai regulasi.
“AI memiliki potensi luar biasa untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan perbankan. Namun, teknologi ini juga harus diimbangi dengan tata kelola dan manajemen risiko yang kuat,” ujar Dian.
Panduan ini dirancang untuk mengawal pengembangan dan penggunaan AI sepanjang siklus hidup teknologi dan siklus bisnis perbankan, agar tetap sejalan dengan prinsip kehati-hatian dan perlindungan nasabah. OJK berharap penggunaan AI tidak hanya memperkuat daya saing bank, tapi juga menjaga stabilitas sistem keuangan nasional.
Tata kelola AI ini melengkapi kebijakan strategis OJK lainnya, seperti:
Cetak Biru Transformasi Digital Perbankan
- POJK No. 11/POJK.03/2022 tentang Penyelenggaraan TI oleh Bank Umum
- SEOJK No. 29/SEOJK.03/2022 tentang Keamanan Siber
- SEOJK No. 24/SEOJK.03/2023 tentang Penilaian Maturitas Digital Bank
Penyusunan panduan ini mengacu pada praktik terbaik global seperti AI Act Uni Eropa, panduan Basel Committee on Banking Supervision (BCBS), serta benchmarking terhadap negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Tiongkok, Singapura, dan Jepang. Selain itu, panduan ini juga selaras dengan UU No. 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi.
Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, OJK menekankan pentingnya sektor perbankan untuk tetap adaptif dan inovatif, tanpa mengabaikan prinsip tata kelola yang kokoh. Dian juga menyoroti pentingnya efisiensi operasional, termasuk melalui konsolidasi atau strategi lain demi menjaga daya saing industri.
“Daya saing dan eksistensi bank sangat ditentukan oleh kemampuan mereka dalam mengelola teknologi secara strategis dan berkelanjutan,” tutup Dian.