NCSR Kembali Gelar Konferensi Praktisi Keberlanjutan Tahun Ke-4

Acara penyerahan Trophy Asia Sustainability Reporting Rating 2019

NUSA DUA, BeritaDewata – National Center for Sustainability Reporting (NCSR) Menyelenggarakan Konferensi Praktisi Keberlanjutan (Sustainability Practitioner Conference) Tahun Ke 4 di Hotel Westin Nusa Dua Bali hari ini, Sabtu 23 Nopember 2019. Konferensi dikuti oleh 200 peserta dari dalam dan luar negeri.

Turut memberikan keynote speech, Prof Bambang Brodjonegoro, Ph.D, Menteri Ristek/Kepala BRIN Penyelenggaraan konferensi yang berkolaborasi dengan Ikatan Praktisi Keberlanjutan Bersertifikat (IPKB) ini, diawali dengan penyerahan Trophy Asia Sustainability Reporting Rating 2019 kepada perusahaan-perusahaan terbaik, yang telah berhasil mengkomunikasikan kinerja keberlanjutan kepada pemangku kepentingan melalui laporan keberlanjutan.

“Paling tidak ada tiga sinyal yang dapat ditangkap dari laporan keberlanjutan, pertama kinerja triple bottom line (ekonomi, lingkungan dan sosial) perusahaan. Kedua dampak lingkungan dan sosial dari aktivitas perusahaan dan ketiga pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs” kata Ali Darwin, Ketua NCSR, disela-sela acara konferensi.

Ini adalah penghargaan tahun ke 15 yang dilakukan oleh NCSR. “Sampai dengan tahun 2017 kita menyebutnya sebagai Sustainability Reporting Awards,” kata Prof. Eko Ganis Ph.D Ketua IPKB, “Tetapi sejak tahun 2018 kita merubah sistem nya dari Award menjadi Rating,” lanjut Eko.

Menurut Ali Darwin, sejak tahun lalu, sistem tersebut dirubah menjadi Pemeringkatan (Rating). “Pesertanya bukan saja dari Indonesia, tetapi juga dari negara-negara lainnya di Asia, maka brand name yang kita pakai adalah “Asia Sustainability Reporting Rating”, disingkat ASRRAT,” katanya. “Ini merupakan satu-satunya sistem pemeringkatan laporan keberlanjutan yang ada saat ini,” tambah Ali.

Hasil pemeringkatan dalam ASRRAT terdiri dari 4 peringkat; yaitu Platinum (paling tinggi), Gold, Silver dan Bronze (paling rendah). Tahun ini, proses penilaian laporan dilakukan oleh 50 assessor, yang merupakan dosen dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Mereka semuanya memiliki kompetensi sebagai ossessor karena telah memiliki sertifikat spesialis laporan keberlanjutan yang dikeluarkan oleh NCSR.

Peserta ASRRAT tahun ini berjumlah 50 perusahaan terdiri dari Indonesia 41 organisasi/perusahaan, Bangladesh 2 perusahaan, Malaysia 3 perusahaan, Singapore 2 perusahaan dan Filipina 2 perusahaan.

Prof Bambang Brodjonegoro, Ph.D, Menteri Ristek dan Ali Darwin, Ketua NCSR

Diharapkan dengan sistem pemeringkatan ini, nantinya akan semakin banyak perusahaan yang tertarik untuk mengikuti ASRRAT, apalagi jika hasil Rating ini dapat digunakan oleh instansi lain seperti Kementerían Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk menilai keandalan aspek lingkungan suatu perusahaan.

“Hasil rating ini dapat juga digunakan oleh Bank dalam menilai sampai sejauh mana risiko lingkungan dan risiko sosial suatu perusahaan harus diperhitungkan dalam pemberian kredit misalnya.” Tutup Ali Darwin.

Sebarkan Berita ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here