Dukung IT untuk Membangun Karakter Bangsa, Tolak Hoax

Seminar Regional diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Bali di Auditarium Redha Gunawan IKIP PGRI Denpasar, Jumat 24 Maret 2017

Beritadewata.com, Denpasar – Perkembangan Teknologi Informasi (IT) saat ini harus dimanfaatkan untuk membangun karakteristik bangsa yang lebih baik, artinya perkembangan IT itu harus dapat memberi pengaruh positif, mampu membangkitkan dan meningkatkan kesadaran akan kebinekaan. “Jangan alergi dengan Teknologi Informasi. IT harus dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan belajar. Melalui perkembangan teknologi kita juga bisa membuat gerakan penolakan segala bentuk kegiatan hoax. Di era globalisasi seperti sekarang ini, bangsa Indonesia merupakan bagian dari kehidupan dunia yang modern, bangsa kita juga menjadi salah satu negara pasar besar dunia.” Ungkap Nyoman Sudiantara, saat menjadi pembicara di acara seminar Regional yang diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Bali di Auditarium Redha Gunawan IKIP PGRI Denpasar, Jumat 24 Maret 2017.

Di depan ratusan peserta seminar yang terdiri dari mahasiswa-mahasiswi  IKIP PGRI Denpasar, Sudiantara menjelaskan, sebagai generasi muda yang lahir dan tumbuh di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harus memiliki rasa kebanggaan, sebagai bagian dari bangsa yang besar ini. “Kita tidak lagi bisa menutup diri karena kita juga sudah dianggap sebagai bangsa yang menjadi pasar dunia, di era pasr bebas seperti sekarang ini. Sebagai mahasiswa dan sebagai calon pendidik,  kita dituntut untuk mencari cara yang tepat, bagaimana menjadikan diri dan generasi muda tumbuh dan berkembang dengan baik di era globalisasi seperti saat ini. Kita bisa menjadi bangsa yang besar tetapi tatap berkarakter.” Terangnya.

Pembicara: Nyoman Sudiantara dan Ketua DPD KNPI Provinsi Bali Gede Astaguna

Disisi lain, menurut pengacara kondang di Bali ini, di era globalisasi dan pesatnya perkembangan IT seperti saat ini, generasi muda harus bisa membentengi diri, mampu memahami dan membekali diri dengan berbagai pengetahuan, generasi muda harus bisa menangkal setiap informasi dan komunikasi yang bisa merusak persatuan dan kesatuan Bangsa. Generasi muda harus tidak mudah terpengaruh dengan segala bentuk kegiatan berita-berita bohong atau hoax, yang seolah sengaja dibuat oleh berbagai kepentingan yang tidak memperdulikan dampak dari berita-berita hoax tersebut. Suka atau tidak, segala bentuk berita bohong yang biasa disebut hoax dengan mudah diterima oleh masyarakat dan termasuk kalangan generasi muda.

“Banyak dari masyarakat kita, tanpa sadar ikut-ikutan untuk turut serta menyebarkan informasi hoax, tanpa mencari kebenaran dari informasi tersebut. Jelas hal ini kalau dibiarkan, akan bisa merusak tatanan kehidupan kebangsaan kita, terutama generasi muda. jadi kita harus bangun kesadaran. Kita harus mengisi diri kita, belajar tentang diri kita. Untuk membentengi diri di era kemajuan teknologi, kita tidak boleh gagal paham tentang apa yang menjadi objek pembicaraan, cerdas menyikapi yang berdasarkan kearifan lokal.” Terangnya.

Diketahui, seminar Regional dengan tema “Pendidikan Karakter Bangsa dalam Menghadapi Tantangan Global”. Berhasil menjadi pusat perhatian mahasiswa – mahasiswi IKIP PGRI Denpasar, terbukti banyak dari kalangan Mahasiswa yang berusaha menggali lewat pertanyan-pertanyaan yang ditujukan kepada narasumber dengan berbagai perkembngan isu saat ini, mulai dari isu politik, social dan budaya. “Acara seperti ini sangat menarik karena pembahasannya mengutamakan pendidikan karakter. Khususnya kita di dunia keguruan, hal itu sangat penting, bagaimana cara kita mendidik mahasiswa – mahasiswi kita yang akan kita ajarkan mengenai pendidikan karakter yang harus kita bangun dari diri kita sendiri. Begitu pula saya sebagai generasi muda lebih mengetahui dan lebih memahami tentang bagaimana caranya menjadi pribadi yang baik dan bagaimana cara sebagai generasi muda agar dapat menciptakan karakter yang baik dan positif dilingkungan kita.” Kata Ni Putu Nosita, Mahasiswi pendidikan Biologi Semester 4, ditanya sesusai mengikuti acara seminar Regional.

Ketua DPD KNPI Provinsi Bali Gede Astaguna menambahkan, berdasarkan fakta di lapangan, banyak sekolah SMU di Bali ini cukup diperhitungkan dari konteks nasional maupun internasional, tetapi dari tahun ketahun, hanya satu atau dua orang yang bisa mengkontribusikan terhadap perkembangan negara dan bangsa. “Lebih banyak mereka bekerja di perusahaan-perusahaan asing, sangat di sayangkan apabila potensi-potensi itu tidak dipergunakan oleh bangsa kita. Baiknya mulailah mendidik orang, sesuai dengan karakter. Character Building dalam Rangka Membangun Karakter Bangsa yang Mandiri dan Unggul.” Terangnya.

 

 

Sebarkan Berita ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here