Denpasar – Gunung Agung membuat pariwisata Bali jatuh. Berbagai upaya yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Bali dan seluruh stakeholder pariwisata untuk meyakinkan wisatawan agar tetap datang ke Bali belum membuahkan hasil.
Mulai dari pembatalan penerbangan beberapa hari lalu, travel advisory yang dibuat oleh 10 negara membuat kedatangan tamu ke Bali semakin menurun. Akibatnya, tingkat hunian hotel di Bali saat ini tinggal 10 persen.
Tabir ini dibuka oleh Kapolda Bali Irjen Pol Petrus Reinhard Golose saat perayaan Hut ke-67 Polairud Polda Bali di Hotel Inna Grand Bali Beach. “Tadi saya tanya ke pihak hotel di Hotel Inna Grand Bali Beach. Gara-gara Gunung Agung, saat ini tingkat hunian hotel tinggal 10 persen,” ujarnya di Sanur Denpasar, Senin (4/12).
Namun setelah dikonfirmasi ke beberapa pihak terkait memang benar adanya. Public Relation (PR) Melia Bali Hotel Mona membenarkan jika tingkat hunian hotel sangat menurun. Saat ditanya apakah penurunan disebabkan oleh ancaman erupsi Gunung Agung, menurut Mona, memang demikian adanya.
“Semua karena ancaman erupsi Gunung Agung. Penjelasan untuk meyakinkan wisatawan sudah dilakukan tetapi belum ada hasilnya,” ujarnya. Ia menyebut jika di Melia Bali yang jumlah kamarnya lebih dari 500 kamar tersebut, saat ini tidak sampai terisi 100 kamar.
Banyak tamu yang membatalkan bookingan karena mereka ingin pindah atau mengubah jadwal. “Kita ingin agar kondisi ini cepat dipulihkan. Kita harus optimis suatu saat akan normal seperti sediakala,” ujarnya.
Penasihat Bali Tourism Board (BTB) Ida Bagus Ngurah Wijaya mengatakan, kondisi tingkat hunian hotel di Bali yang tinggal 10 persen itu memang benar. Namun ia mengaku jika hal itu baru terjadi 3 sampai 4 hari terakhir ini.
“Memang benar seperti itu. Tetapi ini baru terjadi 3 sampai 4 hari terakhir ini. Hal ini sangat beralasan karena dalam beberapa hari terakhir ini terjadi pembatalan penerbangan dalam jumlah banyak. Seluruh maskapai yang melayani rute ke beberapa negara dibatalkan selama 2 hari,” ujarnya.
Menurutnya, setelah penutupan bandara selama 2 hari, praktis tidak ada wisatawan yang yang datang ke Bali. Kemudian setelah bandara normal, maka wisatawan yang selama ini tinggal di Bali semuanya berangkat ke negaranya masing-masing. Sementara jadwal sebenarnya penerbangan yang mau ke Bali yang berasal dari berbagai negara sudah dicansel semua.
“Artinya, belum ada wisatawan yang ke Bali tetapi wisatawan yang meninggalkan Bali sangat banyak. Maka terjadilah kekosangan kamar hotel. Yakinlah, kondisi ini tidak akan begitu lama,” ujarnya.
Menurutnya, pembatalan itu memang benar adanya terutama yang MICE atau yang lebih khusus lagi yang Conference. “Salah satunya adalah event besar Bali Democrazy Forum (BDF) akhirnya pindah ke Banten. Ini merupakan sumber tamu bagi Bali. Tetapi karena Gunung Agung maka mereka pindah ke Banten. Padahal mereka sudah booking tempat di Bali dan sudah diperhitungan sebagai kunjungan akhir tahun,” ujarnya.
Saat ini sejak dibukanya bandara tiga hari yang lalu, jumlah kunjungan mulai naik perlahan-lahan naik. Perhari sekarang sudah mencapai 5 ribu orang. Sekalipun tidak seimbang dengan jumlah kamar di Bali sebanyak 55 ribu kamar namun kunjungan tetap saja naik.