TABANAN, BERITA DEWATA – Pemerintah Kabupaten Tabanan kembali menggelar Tanah Lot Art & Food Festival VI Tahun 2025. Festival seni, budaya, dan kuliner ini akan berlangsung selama lima hari, mulai 21 hingga 25 Agustus 2025 di Kawasan Daya Tarik Wisata (DTW) Tanah Lot, Kediri, Tabanan.
Mengusung tema “Prayajana Samudrasya Adiswara” yang bermakna persembahan terhadap kekuatan samudra demi keharmonisan dan kemuliaan Tanah Lot, festival diharapkan menjadi wadah promosi budaya sekaligus penguatan ekonomi masyarakat.
Bupati Tabanan, I Komang Gede Sanjaya, menyampaikan hal tersebut dalam konferensi pers di Natys Restaurant, DTW Tanah Lot, Sabtu (16/8/2025). Ia menegaskan bahwa festival ini bukan hanya perayaan seni, melainkan juga momentum mempererat silaturahmi, memperkenalkan kearifan lokal, dan mendukung UMKM.
“Setiap tahun selalu ada sesuatu yang baru dan berbeda, sehingga festival ini selalu ditunggu, khususnya oleh masyarakat Kediri dengan 23 desa adat yang ikut terlibat,” kata Sanjaya.

Salah satu daya tarik utama tahun ini adalah hadirnya Boga Bali Lawas, yang menyajikan kuliner legendaris khas Bali seperti Penyon dan Serapah. Menurut Bupati Sanjaya, kuliner tradisional Tabanan yang mulai jarang dijumpai perlu dihidupkan kembali agar dikenal generasi baru.
Panitia Pelaksana, Anak Agung Ngurah Manik Tenaya, mengatakan klinik kuliner khusus akan menampilkan kembali masakan tempo dulu sebagai bagian dari upaya pelestarian. “Kami ingin kuliner khas ini tidak hilang dan kembali menjadi favorit seperti di masa lalu,” ujarnya.
Selain kuliner, festival juga menghadirkan beragam hiburan, mulai dari tari-tarian Bali, musik modern dan pop Bali, parade gebogan, lomba fruit & vegetable carving, hingga dekorasi tematik yang mempercantik kawasan festival.
Manajer DTW Tanah Lot, I Wayan Sudiana, menargetkan festival tahun ini mampu menarik 20.000–30.000 pengunjung selama lima hari. “Targetnya sehari di atas 6 ribu orang karena acara berlangsung dari pagi hingga malam,” kata Sudiana.
Namun, ia menekankan bahwa tujuan utama bukan sekadar mendatangkan wisatawan, melainkan menjaga kelestarian tempat suci, melestarikan budaya, dan membuka ruang bagi UMKM lokal untuk berkembang.
Festival Tanah Lot, menurut Bupati Sanjaya, merupakan contoh nyata sinergi antara pemerintah, desa adat, dan masyarakat. Pemerintah Kabupaten Tabanan sendiri berkomitmen menjadikan daerah ini sebagai pusat event seni, budaya, dan kuliner.
“Dengan meningkatnya kunjungan wisatawan, UMKM bisa tumbuh dan ekonomi masyarakat sekitar, khususnya di Kediri, akan semakin berkembang,” ujar Sanjaya.
Festival Tanah Lot Art & Food Festival VI diproyeksikan bukan hanya menjadi ruang ekspresi budaya, tetapi juga penggerak pariwisata dan ekonomi kreatif masyarakat Tabanan.