KARANGASEM – Tim SAR gabungan mulai melakukan tindakan persuasif kepada warga. Langkah ini diambil agar warga yang masih nekat berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) 3 dan 2 segera mengungsi mengingat bahaya erupsi bisa saja datang secara tiba-tiba. Basarnas bersama TNI, Polri, BPBD, TNI, serta relawan melakukan pemantauan di salah satu desa yang masuk dalam KRB, yakni Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Minggu (3/12/2017).
Masih terlihat warga yang beraktivitas, beberapa kendaraan masih lalu lalang. Tim SAR gabungan memberhentikan warga tersebut dan menghimbau agar mereka mengikuti anjuran dari pemerintah. Mereka harus menjauhi radius Zona Perkiraan Bahaya yaitu di dalam area kawah Gunung Agung dan di seluruh area di dalam radius 8 km dari kawah Gunung Agung dan ditambah perluasan sektoral ke arah Utara-Timurlaut dan Tenggara-Selatan-Baratdaya sejauh 10 km dari kawah Gunung Agung.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, Ketut Gede Ardana, S.E. yang turut langsung menghimbau warga, mengungkapkan bahwa Ia akan terus mengarahkan tim nya supaya senantiasa berperan aktiv dalam upaya membujuk warga, sampai bisa mewujudkan “zero” jiwa dalam KRB 3 dan 2. “Meskipun berulang kali tim SAR gabungan mengosongkan dalam KRB 3 dan 2, nampaknya masih saja terlihat warga yang beraktivitas,” ungkapnya.
Sempat Ardana menanyakan alasan warga tak mau menjauhi zona bahaya erupsi itu, sebagian mengatakan bahwa sebenarnya mereka sudah mengungsi, tetapi siang hari harus kembali untuk memberi makan ternak atau mengolah lahan mereka. Dalam mengantisipasi kondisi ini, tim SAR harus mempercepat respon time, memperhitungkan strategi pergerakan yang efektif namun tetap mengutamakan keselamatan personil. “Pembentukan pos aju agar mempercepat respon time karena jika hanya mengandalkan dari posko induk Tanah Ampo pergerakan akan membutuhkan waktu terlalu lama,” jelas Ardana.
Apabila terjadi kemungkinan terburuk yakni terputusnya jalur evakuasi dari darat, maka akan dilakukan evakuasi melalui jalur laut. Kekuatan personil dan kapal Negara (KN) dari Basarnas Surabaya, Basarnas Semarang dan Basarnas Mataram akan diperbantukan selain pengerahan KN SAR Arjuna 229 Denpasar. “Kita mengharapkan jangan sampai ada korban jiwa, tapi kita pikirkan juga kemungkinan terburuk bisa terjadi, langkah-langkah antisipasinya sudah dipersiapkan,” ujarnya. Ia berharap warga bisa lebih kooperatif sehingga tidak menimbulkan kekhawatiran dan jatuhnya korban jiwa bisa diminimalisir.
Tingkat kewaspadaan warga tentunya didasari dengan keadaan Gunung Agung sampai dengan saat ini. Pengamatan dari PVMBG pada periode Minggu (3/12) dari pukul 06.00 Wita hingga pukul 12.00 Wita mencatat terjadi kegempaan low frekuensi 3 kali (Amplitudo : 3-19 mm, Durasi : 30-48 detik), vulkanik dangkal 3 kali (Amplitudo : 4-7 mm, Durasi : 7-14 detik), vulkanik dalam 6 kali (Amplitudo : 5-25 mm, S-P : 1-2 detik, Durasi : 10-40 detik) dan masih terjadi Tremor menerus amplitudo 1 – 4 mm, dominan 1 mm.
Sementara itu secara visual Gunung Agung terlihat mengeluarkan asap kawah bertekanan lemah hingga sedang teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang dan tinggi 500-1000 m di atas puncak kawah. Saat teramati asap condong ke tenggara.