Denpasar – Hingga hari kempat kasus pemukulan dan perampasan senjata anggota Brimob Polda Bali Brigadir I Bagus Suda Suwarna saat sedang dinas di Ayana Hotel Jimbaran belum terungkap. Polda Bali sudah mengerahkan seluruh kekuatan untuk melacak keberadaan pelaku namun belum berhasil. Saksi-saksi dan rekaman CCTV pun sudah diperiksa, namun belum ada kesimpulan untuk mengetahui keberadaan pelaku.
Pada hari ketiga, penyidik Polda Bali dikejutkan dengan beredarnya sketsa wajah pelaku yang tersebar luas baik di media sosial maupun di media mainstream. Wajah pelaku yang mirip dengan perawakan dari Timur Tengah ini dibantah habis oleh penyidik dari Polda Bali.
Direktur Kriminal Umum Polda Bali Kombes Pol Sang Made Mahendra Jaya mengklarifikasi terkait beredarnya sketsa wajah tiga WNA diduga perawakan Timur Tengah pelaku penyerang dan perampas senjata jenis SS1 V1, milik
anggota Brimob Polda Bali Brigadir I Bagus Suda Suwarna. Selasa (08/08/2017) lalu saat tugas pengamanan di Hotel Ayana, Badung, Bali. Sampai saat ini Polda Bali mengaku masih fokus melakukan penyelidikan, dan belum menyimpulkan terduga pelaku. Pihaknya masih mengumpulkan keterangan dari saksi korban yang hingga saat ini masih dirawat di RS Trijata, Polri.
“Sampai saat ini kamis masih melakukan olah TKP dengan menghadirkan korban. Dan hingga saat ini kami masih dalam tahap menganalisa bahan yang kami dapatkan. Sementara pelakunya belum kami dapatkan,” ujarnya.
Setelah mendapatkan keterangan dari saksi korban barulah mencocokan dengan bukti keterangan saksi-saksi lain, dan memeriksa CCTV. Adapun sketsa wajah dan himbauan dari Kapolsek Kuta Selatan yang beredar di media sosial pihaknya mengaku tidak mengetahuinya. Hasil pemeriksaan sementara baru bisa dipastikan jika motifnya adalah pencurian dengan kekerasan. Saat ini pihaknya memgaku masih melakukan pendalaman terkait keterangan korban yang masih berubah-ubah.
Keterangan yang berubah-ubah itu, katanya lantaran korban mengalami muntahan darah. Sementara soal muntahan darah korban, pihaknya memastikan bahwa tidak ada indikasi korban diracun. Pun soal masalah pribadi lainnya polisi masih mendalaminya. Kesulitan yang dialami Polda Bali lantaran minimnya alat bukti dan keterangan korban yang tidak konsisten serta minimnya saksi lain di lokasi.
“Kami masih dalam tahap analisa, kita belum pada kesimpulan, jadi saya hanya menyatakan mohon bersabar kami masih pelajari korban sendiri masih dirawat di RS. Jadi jangan dulu menyimpulkan kita belum tahu kejadiannya masalahnya yang tahu sebenarnya itu kan korban sendirian di TKP. Jadi yang tahu itu korban sendiri, sekarang keterangan korban masih berubah-ubah, tidak konsisten. Dan menurut keterangan dokter, terjadi penggumpalan darah di kepala sehingga keterangan berubah-ubah,” ucapnya di Mapolda Bali, Jumat (11/8).
Adapun beredarnya isu sketsa wajah tiga pelaku WNA Timur Tengah, pihaknya membantah jika ketiga orang tersebut adalah pelakunya. Pasalnya, keterangan dari korban masih berubah-ubah karena itu harus dipastikan terlebih dahulu kebenaran keterangan saksi korban, termasuk adanya perampasan senjata itu juga masih diseldiki apakah benar atau rekayasa.
“Itu tidak benar seperti foto yang beredar itu kasihan kan kalau itu tidak benar. Kita juga memastikan apakah benar terjadi peristiwa perampasan senjata itu, apakah dia mengada-ngada apakah benar adanya,” imbuh Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Hengky Widjaja.
Karena itu, pihaknya meminta dokter Polri untuk memeriksa Psikologi dari korban. Pasalnya keterangan korban masih berubah-ubah. “Kita minta dokter untuk periksa psikologi korban, soal dia bohong itu juga kita masih pelajari.” ujar Hengky.