DENPASAR – Perayaan Hut Polisi Perairan dan Udara (Polairud) yang ke-67 di Polda Bali digelar secara meriah dan unik. Apel peringatan Hut ke-67 tersebut digelar langsung di atas laut di wilayah Pantai Sanur Bali, Senin (4/12). Dalam upacara tersebut ratusan personil dari Polairud Polda Bali, TNI AL, Tim SAR Denpasar, Basarnas langsung berbaris dalam laut atau sekitar 5 meter dari bibir pantai.
Seluruh anggota berbaris rapih dan berbasah-basah dan terus dihempas ombak yang cukup besar sehingga tampak dari kejauhan barisan yang rapih ini seolah-olah bergoyang kesana-kemari. Kapolda Bali Irjen Pol Petrus Reinhard Golose tampil sebagai inspektur upacara dihadiri oleh Wakapolda Bali Birgjen Pol Alit Widana, para pejabat tinggi Polda Bali, pejabat dari Kodam IX Udayana, TNI AL Denpasar.
Menurut Kapolda, sejak awal rencananya jika apel ini dilakukan di tempat kering. “Saya tidak mau, dimana yang namanya Polairud tidak basah-basah. Itulah sebabnya, saya katakan kita harus apel dalam air, sekalian basah-basah. Kemudian Dirpolair maunya Kapolda berjalan di tempat kering. Saya katakan tidak. Kapolda juga harus basah. Makanya usai uacara saya perintahkan seluruh personil Dit Polairud untuk menceburkan Dir Polairud ke dalam laut,” ujarnya.
Upacara berlangsung hikmat dan khusuk. Sebagian anggota kedinginan dalam air, tetapi sebagian lagi kepanasan di tepi pantai. Sementaraa Kapolda Bali bertahan di tengah panas terik sebelum akhirnya turun ke laut saat pemeriksaan pasukan.
Setelah upacara, dilanjutkan dengan Tarian Bali Gemilang. Kapolda dan seluruh pejabat tinggi di Polda Bali turun ke pantai untuk mengikuti Tarian Bali Gemilang. Beberapa Polwan cantik tampak di barisan paling depan untuk memandu Tarian Bali Gemilang.
Peringatan Hut ke-67 Polairud dimeriahkan dengan simulasi di atas laut dimana puluhan personil melakukan penyergapan terhadap sebuah kapal yang membawa Narkoba untuk dijual di Pulau Bali. Sinopsisnya, saat kapal patroli sedang melintasi wilayah perairan Bali, Dir Polairud Polda Bali menerima laporan bahwa ada sebuah kapal dengan awak sekitar 10 orang sedang membawa bahan Narkoba untuk diedarkan di Bali.
Mendengar laporan itu, Dir Polair atas izin Kapolda Bali memerintahkan seluruh personil untuk anggota untuk melakukan penyergapan. Namun setelah kapal berhasil disetop, ternyata para awal kapal memiliki senjata api berbahaya karena sempat diancam dengan senjata. Melihat kondisi itu, tim penyergap melaporkan bahwa terjadi perlawanan dengan senjata.
Dir Polairud memerintahkan tim anti teror Polairud untuk melakukan penyergapan. Tim dengan senjata lengkap dengan armada canggih berlari menuju sasaran. Namun saat penyergapan, ada satu orang yang melompat ke dalam laut dengan membawa benda yang diduga adalaha sediaan bahan narkoba.
Polairud pun meminta bantuan para penyelam profesional dan terlatih yang salah satunya adalah wanita. Para penyelam ini berhasil menemukan bungkusan bahan narkoba dan mengevakuasinya ke darat.
“Ini harus dilatih secara terus menerus karena Bali ini banyak wilayah lautnya. Bukan tidak mungkin kejahatan trans-nasional terjadi di wilayah laut Bali. Sebagai pengamanan wilayah laut, personil Polairud harus mampu memberantas segala kejahatan yang ada melalui laut,” ujar Kapolda Bali.