DENPASAR, BERITA DEWATA – Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil DJP) Bali menggandeng sembilan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Bali untuk menanamkan pemahaman pajak sejak dini. Program ini ditujukan agar siswa yang kelak akan bekerja, berwirausaha, atau melanjutkan pendidikan sudah memiliki kesadaran pajak.
Kerja sama ini diikuti oleh kepala sekolah, wakil kepala sekolah, serta guru pengampu mata pelajaran umum seperti Pendidikan Pancasila, Agama, dan Bahasa Indonesia.
Sembilan sekolah yang menjadi mitra inklusi pajak yaitu:
- SMK Saraswati 1 Denpasar
- SMKN 1 Gianyar
- SMKN 1 Tabanan
- SMKN 2 Denpasar
- SMKN 2 Tabanan
- SMKS Wira Bhakti Denpasar
- SMK TI Bali Global Jimbaran
- SMK Teknologi Denpasar
- SMK Dwijendra Denpasar
Kepala Kanwil DJP Bali, Darmawan, mengatakan pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang wajib dikenalkan sejak dini.
“Masa depan bangsa ada di tangan anak-anak kita. Kalau mereka sejak dini memahami bahwa pajak bagian dari gotong royong, maka kelak mereka tumbuh jadi generasi yang sadar, peduli, dan bertanggung jawab,” ujarnya, Senin (25/8/2025).
Menurut Darmawan, program inklusi kesadaran pajak ini tidak dimaksudkan untuk menambah beban guru. Nilai-nilai pajak cukup disisipkan ke pelajaran sehari-hari.
“Misalnya, dalam Pendidikan Pancasila bisa dikaitkan dengan peran warga negara. Di Bahasa Indonesia, pajak bisa jadi tema menulis atau berdiskusi soal kepedulian sosial,” jelasnya.
Kepala Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Humas Kanwil DJP Bali, Janita Sunarsasi, menambahkan program ini sudah berjalan sejak 2024. Tahun ini jumlah mitra diperluas menjadi sembilan sekolah dengan tambahan SMK Teknologi Denpasar dan SMK Dwijendra Denpasar.
Sebagai bentuk komitmen, para kepala sekolah menandatangani berita acara dan menerima piagam penghargaan sebagai mitra inklusi kesadaran pajak di tingkat SMK.
