DENPASAR – Debat kandidat calon Gubernur dan wakil Gubernur Bali semakin seru. Salah satu yang mengundang perdebatan adalah soal transportasi publik Transarbagita.
Calon Wakil Gubernur Bali nomor urut 2, I Ketut Sudikerta mengedepankan pentingnya optimalisasi Transarbagita. Sementara calon Gubernur Bali nomor urut 1, Wayan Koster memiliki gagasan untuk membuat sistem transportasi darat, laut dan udara yang terintegrasi dalam pola satu kesatuan wilayah, satu manajemen dan tata kelola.
Pernyataan Koster sempat ditanggapi oleh Sudikerta. Ia tetap ngotot ingin mengembangkan Transarbagita. Kalau mengembangkan potensi baru, Sudikerta melanjutkan, maka belum tentu hal itu cocok dan tepat untuk Bali.
Menanggapi hal itu, Koster memiliki jawaban telak yang membuat Rai Mantra dan Sudikerta tak berkutik. Menurut Koster, transportasi publik di Bali tak melulu soal Transarbagita. Jawaban telak itu membuat Rai Mantra dan Sudikerta mati kutu.
“Saya kira soal transportasi tidak bisa dijawab hanya dengan Sarbagita,” ucap Koster.
Bahkan, Koster ingin mengevaluasi transportasi Transarbagita.
“Sarbagita harus dievaluasi apakah moda itu tepat atau tidak. Kami akan evaluasi. Yang kami ingin jawab kebutuhan jalan di Bali seluruhnya,” kata Koster.
Ia kemudian memaparkan master plan yang telah dibuatnya terkait infrastruktur darat, laut dan udara yang telah dirancangnya. Hal itu berkaitan dengan jalan tol lingkar Bali, kereta api keliling Bali, bandara baru di Buleleng, shortcut, pengembangan pelabuhan di Bali dan lainnya.
“Inter-koneksi dari sisi transportasi terintegrasi dalam satu pulau, satu tata kelola untuk mengatasi ketimpangan di Bali dan menghadirkan kesejahteraan,” kata Koster. RLS