DENPASAR, BERITA DEWATA – Transformasi digital dan penerapan kurikulum berbasis hasil (Outcome-Based Education atau OBE) dinilai menjadi kunci utama bagi kampus Indonesia untuk mencetak lulusan yang adaptif dan siap kerja.
Hal ini mengemuka dalam rangkaian Executive Workshop SEVIMA yang akan digelar di Denpasar, Bali, Kamis (6/11/2025), diikuti ratusan rektor dan pimpinan perguruan tinggi dari seluruh Indonesia.
Prof. Wahyudi Agustiono, pakar pendidikan dan Customer Strategic Manager SEVIMA, mengungkapkan hasil survei SEVIMA terhadap ratusan perguruan tinggi mitra menunjukkan 60 persen kampus masih kesulitan menyusun pemetaan capaian pembelajaran ke Rencana Pembelajaran Semester (RPS).
“Banyak kampus masih fokus pada akreditasi dan pengisian dokumen, bukan penerapan hasil belajar di kelas,” ujarnya.
Menurut Wahyudi, digitalisasi kampus bisa menjadi solusi percepatan.
“Sistem digital seperti SEVIMA Platform atau integrasi dengan PDDIKTI Feeder bukan sekadar alat administrasi, tetapi sarana utama untuk mengukur capaian pembelajaran secara sistematis,” jelasnya.
Sementara itu, Endang Kusmana, mantan Direktur Politeknik Negeri Ketapang, menekankan bahwa kampus di daerah harus kreatif memanfaatkan teknologi terbuka.
“Digitalisasi bukan hanya alat, tapi budaya baru dalam tata kelola akademik,” katanya.
Dari perspektif industri pariwisata, Dr. Ida Bagus Putu Puja, M.Kes., Direktur Politeknik Pariwisata Bali, menyebut bahwa penerapan OBE tak bisa dilepaskan dari kemitraan dengan dunia kerja.
“Setiap capaian pembelajaran harus diverifikasi berdasarkan kebutuhan industri. Kalau dunia kerja berubah, kampus juga harus berubah. Itulah esensi OBE,” tegasnya.
Workshop ini menjadi bagian dari Executive Series SEVIMA yang telah digelar di berbagai kota sejak 2023. Melalui tagline “From Outcome to Outshine”, SEVIMA mendorong perguruan tinggi untuk berfokus pada hasil yang berdampak: lulusan unggul, riset produktif, dan reputasi internasional.
