Suardipa: Status Awas Gunung Agung, Pariwisata Menjerit

Gunung Agung

Buleleng – Gunung Agung yang ditetapkan status awas sejak 22 September 2017 lalu, hingga saat ini masih belum ada tanda-tanda akan memuntahkan laharnya. Status awas yang disandang Gunung Agung, disamping berdampak terhadap banyaknya warga mengungsi, juga pariwisata di Bali menjerit karena sangat berpengaruh, khususnya di Kabupaten Buleleng. Demikian dikatakan Ketua PHRI Kabupaten Buleleng Dewa Ketut Suardipa, Selasa (3/10) di Singaraja.

”Dampaknya sangat luar biasa peristiwa alam Ini baru status awas, belum lagi kalau sudah terjadi letusan. Dampaknya akan sangat terasa bagi pariwisata Bali juga sosial ekonomi lainnya ikut terdampak,” ungkap Suardipa. Menurutnya sudah banyak tamu yang cancel untuk datang ke Buleleng, begitu juga tamu yang sudah menginap di hotel lebih cepat check out dari penginapan yang tidak sesuai dengan jadwal sebelumnya akan menginap lebih lama lagi.

Disis lain, Suardipa mengaku merasa heran terhadap status awas yang disandang Gunung Agung, dimana hingga kini sudah hampir dua minggu lamanya. ”Kalau sudah status awas, meletusnya dimungkinkan lebih cepat. Mungkin juga alat pendeteksi gunung meletus belum begitu canggih sehingga status awas menjadi lama,” ungkapnya.

Ketua PHRI Kabupaten Buleleng, Dewa Ketut Suardipa,

Namun penanganan, bantuan terhadap pengungsi, menurutnya sudah berjalan dengan baik. Dimana pihak pemerintah melalui instansi terkait sudah bekerja maksimal, malahan bantuanpun untuk sementara ini terus mengalir dari berbagai kalangan ke para pengungsi yang terdampak status awas Gunung Agung. ”Kalau ada kekurangan dalam memberikan penanganan terhadap para pengungsi, hal itu wajar saja terjadi. Mangingat jumlah pengungsinya sangat banyak hingga belasan ribu di Buleleng.” Pungkasnya.

Sebarkan Berita ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here