DENPASAR, BeritaDewata – Banyak orang tidak mengetahui tentang penyakit darah tinggi. Penyakit darah tinggi atau dalam bahasa medis keren disebut hipertensi itu sering diabaikan korban atau masyarakat pada umumnya. Padahal, hipertensi itu dijuluki sebagai silent killer atau pembunuh diam-diam namun pasti.
“Hipertensi itu bisa dua kemungkinan. Ada yang tampak dalam gejala-gejala atau tanda-tanda. Namun ada yang tidak memiliki tanda-tanda atau gejala. Tiba-tiba saja korbannya langsung jatuh. Bisa stroke, bisa juga sampai menimbulkan kematian. Makanya WHO merilis jika hipertensi menjadi pembuniuh nomor 5 dunia. Kelihatan spele, tetapi mematikan,” ujar dr Anselmo Ake, Sp.PD saat berdiskusi tentang hipertensi di Denpasar, Senin (30/9).
Menurutnya, bila memiliki gejala, maka akan mudah diantisipasi. Gejalanya seperti kepala terasa pusing, mata berkunang-kunang, terasa nyeri di leher diserta detak jantung tidak beraturan. Bila seseorang mengalami gejala seperti ini maka hendaknya segera memeriksakan diri ke dokter sehingga bisa dicegah sebelum semuanya terjadi.
Namun hal ini berbeda jika ada pasien atau korban yang tidak memiliki gejala apa pun. Badannya terasa sehat, fit, segar bugar, tanpa ada keluhan apa pun. Dia tidak tahu kalau dalam dirinya sebenarnya terjadi hipertensi atau tekanan darah tinggi.
“Sekali terserang maka langsung tumbang. Bisa mati, bisa stroke, bisa menimbulkan kelumpuhan dan kebutaan. Pasien sendiri tidak sadar,” ujarnya.
Selain itu, hipertensi ini bisa memancing berbagai jenis penyakit lainnya. Hipertensi atau tekanan darah tinggi terkadang tidak memiliki tanda-tanda atau gejala, dan bisa terjadi pada siapa saja. Kebanyakan penderitanya tidak menyadari, sehingga bisa berbahaya karena bisa menyebabkan komplikasi kesehatan.
Ketika darah memberi tekanan terlalu besar pada sistem kardiovaskular, dinding pembuluh darah serta otot jantung bisa rusak dan menyebabkan serangan jantung. Komplikasi lainnya termasuk gagal ginjal dan stroke. Ini sebabnya hipertensi juga kerap disebut ‘silent killer’.
Hipertensi merupakan penyebab kematian kelima terbesar di Indonesia. Riset dari World Health Organization (2015) menyebutkan bahwa 1 dari 4 laki-laki dan 1 dari 5 perempuan di seluruh dunia saat ini berisiko menderita hipertensi.
Menurut pria yang biasa diakrabi Salmo tersebut, penyakit ini sebenarnya mudah diatasi. Biasanya terbanyak berasal dari pola makan dan pola hidup lainnya seperti keseimbangan antara aktifitas dan istirahat. Pola makan sangat menentukan.
“Mulutmu menentukan bodymu. Apa yang masuk dalam mulutmu itu yang sangat menentukan. Ini bukan hanya soal hipertensi saja, tetapi untuk semua gangguan kesehatan lainnya,” ujarnya.
Pola makan dan pola hidup lainnya sangat menentukan apakah seseorang terkena hipertensi atau tidak. Konsumsi makanan seperti jeroan, lemak, alkohol, bisa menyebabkan hipertensi. Mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-satyuran sangat baik untuk menjaga tekanan darah agar tetap normal.
Pola hidup seperti olah raga, istirahat teratur. Secara psikologis, kondisi stres dan beban pikiran terlalu berat juga bisa menyebabkan hipertensi. Untuk itu sangat dianjurkan bahwa semua orang sebaiknya melakukan pemeriksaan secara berkala ke dokter untuk mengetahui kondisi fisiknya, terutama tekanan darah.
Pemeriksaan rutin untuk mencegah hipertensi itu bisa dilakukan dengan sangat mudah dengan biaya yang sangat murah. Bila tidak, serangan jantung dan stroke kerap terjadi di rumah, bukan di rumah sakit atau klinik. Serangannya pun tak bisa diprediksi. Ini pentingnya penderita hipertensi mengubah gaya hidup mereka dan mulai melakukan pemeriksaan tekanan darah di rumah secara teratur.
Saat ini, Perhimpunan Hipertensi Indonesia (InaSH) bersama OMRON Healthcare Indonesia terus mengampanyekan CERAMAH atau Cek Tekanan Darah di Rumah yang telah diluncurkan tahun lalu. Managing Director, PT. OMRON Healthcare Indonesia Yoshiaki Nishiyabu mengatakan, hipertensi meluas di kalangan masyarakat Indonesia.
Untuk itu deteksi awal dan pemantauan secara berkelanjutan sangatlah penting. Jika tidak dirawat dan dipantau dengan baik, hipertensi dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang mengancam nyawa. Masyarakat dari semua kelompok umur perlu disadarkan atas bahaya hipertensi dan cara pencegahannya, termasuk pemeriksaan tekanan darah sendiri di rumah.
Sebagai solusinya, OMRON Healthcare Indonesia akan terus bekerjasama dengan berbagai organisasi kesehatan dengan menawarkan peralatan kesehatan yang andal dan mudah digunakan untuk membantu pengguna memantau tekanan darah mereka pada batasan yang sehat dan normal. Data yang dipantau berperan sangat penting untuk memberi informasi ke dokter, yang kemudian dapat memanfaatkannya untuk memberikan pengobatan secara efektif.
“Kami senang bisa bekerja sama dengan Perhimpunan Hipertensi Indonesia (InaSH). InaSH akan sangat membantu kami mencapai visi dalam kampanye global OMRON bertajuk ‘Zero Event’, yang bertujuan mengurangi insiden terjadinya penyakit yang mengancam jiwa, yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi, sampai tak ada sama sekali,” ujarnya.
Nishiyabu menambahkan, OMRON terus berkomitmen membantu mewujudkan masyarakat sehat dengan nol kasus serangan jantung, stroke, dan lainnya. Masyarakat tidak ditentukan oleh usianya, namun keinginannya untuk hidup lebih sehat dan lebih lama. Melalui inisiatif ‘Zero Event’, OMRON secara global menjalin kerjasama dengan pihak-pihak dengan tujuan sama.