Sambut Hari Kartini, Kuta Gelar Surfing dengan Mengenakan Kebaya

Beritadewata.com, Kuta – Untuk memperingati hari pahlawan Raden Ayu Kartini yang jatuh pada hari jumat(21/04/2017). Majalah Wave sebuah majalah komunitas surfing di Kuta Bali menggelar ” Kartini Festival”. Kartini festival ini ditandai denganpara atlit wanita Surfing dengan mengunakan pakaian kebaya atau pakian adat dari daerah masing-masing dengan berselancar di atas ombak pantai Kuta Bali. Bagus Made Irawan atau lebih dikenal sebagai Om Piping selaku penyelenggara utama menjelaskan, Kartini Festival akan diselenggarakan sehari sebelum peringatan hari Kartini yang jatuh pada tanggal 21 April. “Acara akan digelar mulai pukul 08.00 Wita sampai pukul 10.00 Wita di Pantai Kuta, pada tanggal 20 April nanti,” ujar CEO Majalah Magic Wave dan Ketua Penyelengara ini.

Menurutnya, acara yang sama ini Sudah 7 kali digelar. Artinya, acara seperti ini setiap tahunnya dan kali ini merupakan yang ketuju. “Tetapi untuk Kartini Festival ini baru pertama kalinya kita lakukan. Nanti festival ini akan diikuti oleh atlit surfing wanita mengunakan kebaya, sambil berselancar di atas ombak pantai Kuta,” ujarnya. Menurut Om Piping, selain untuk memperingati hari pahlawan Kartini tujuan digelarnya Kartini Festival ini juga untuk mendorong para kaum wanita khususnya wanita Bali untuk turut pula menggemari olah raga challenge ini dan menumbukan atlit-atlit baru olah raga surfing ini. “Kalau atlit Surfing dari para wanita itu untuk di Indonesia, untuk kelas profesional sekitar 10 saja, dan tingakat amatir sekitar 200 orang. Maka dengan adanya Kartini Festival kita bisa melihat potensi baru dan sekaligus mempromosikan olah raga surfing ini untuk para kaum wanita,” jelasnya.

Sementara Jro Made Supatra Karang Presiden Asosiasi Surfing Indonesia mengatakan bahwa adanya Kartini Festival ini murni konsep Majalah Wave komunitas para pencinta Surfing dan ini sebuah gagasan yang luar biasa dan pastinya akan mengangkat olah raga surfing itu sendiri. “Kartini Festival sebuah gagasan yang menarik dan bisa mengangkat olah raga surfing di Indonesia dikenal dunia, dan selain itu banyak sekali tempat-tempat di Bali yang bisa dilakukan untuk olah raga surfing ini dan potensi kita sangat luar biasa untuk mengangkat nama Indonesia di mata internasional,” tuturnya.

Selain itu menurut Supatra, Kartini Festival ini juga mensosialisasikan pada kaum wanita karena minimnya atlit surfing wanita dan juga penggemar olah raga ini, karena selama ini hanya digandrungi oleh para lelaki saja. Padahal juga sudah ada para atlit surfing wanita yang ikut olimpiade di Jepang. “Hal ini memang sebuah tantangan, karena olah raga surfing ini kan olah raga pantai, kendalanya bagi kaum wanita pada umumnya takut kulitnya jadi hitam lekat tetapi saya yakin dalam waktu tidak lama lagi akan banyak peminatnya karena kita punya tempat yakni di Pantai Kuta bisa dilakukan oleh para pemula dan profesional,” imbuhnya.

Selain itu kendala kedua kata Supatra dari budaya karena kalau surfing itu kan gerah sehingga pakaian yang dipakai juga agak terbuka. Namun saat ini seperti negara-negara lainnya ada tempat pelatihan surfing seperti in door di dalam gedung, tetapi biayanya sangat mahal untuk membuat itu. Kartini Festival ini selain untuk membangkitkan atlit-atlit olah raga Surfing juga berpotensi sekali sebagai alat untuk meningkatkan pariwisata khususnya di Bali. “Secara otomatis olah raga surfing ini mengantarkan para pencintanya ke tempat pariwisata misalnya di Pantai Kuta. Dulunya Pantai Kuta pernah ada kontes pada tahun 1980 dan itu diliput oleh dunia internasional dan pada saat itu Pantai Kuta yang notabene mempunyai ombak yang bagus dikenal oleh dunia. Bali ini  banyak pantai yang mempunyai ombak yang bagus. Hal ini juga berpotensi menarik para pecinta surfing di dunia,” pungkasnya.

Sebarkan Berita ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here