DENPASAR – Calon Gubernur Bali dari Koalisi Rakyat Bali (KRB) Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra akhirnya menjelaskan kepada awak media soal upaya yang pernah dilakukan selama memimpin Kota Denpasar yakni merevitalisasi beberapa aliran sungai yang mengaliri Kota Denpasar. Menurutnya, program reviltalisasi sungai itu hanyalah merupakan instrumen saja.
“Program revitalisasi sungai itu hanya merupakan instrumen saja dan bukan merupaka tujuan itu sendiri. Sementara tujuan yang harus dicapai adalah pelestarian lingkungan yang harus tetap terjaga dan akan bermuara pada pendidikan ekologis dari masyarakatnya,” ujarnya di Denpasar, Kamis (15/3).
Menurutnya, pendidikan ekologis itu berhubungan erat dengan manusian sebagai subyek pembangunan. “Selama ini kita dijuluki sebagai orang yang kotor, sering membuang sampah ke sungai sehingga air sungai tercemar. Image ini harus diubah bahwa peradaban dan budaya kita bukanlah orang yang tidak bisa menjaga kebersihan, membuang sampah ke sungai,” ujarnya.
Manusia sebagai subyek pembangunan harus menerima manfaatnya dari setiap pembangunan yang ada. Inilah sesungguhnya tujuan dari program revitalisasi sungai di Denpasar.
Beberapa contoh yakni Sungai Tukad Bindu, Sungai Tukad Badung. Saat ini kedua sungai tersebut sudah menjadi tempat rekreasi, sport, dan kuliner. “Kita harus memanfaatkan tempat yang sebelumnya kotor dan tidak berguna menjadi berguna. Dari yang tidak bernilai menjadi bernilai. Inilah sesungguhnya esensi dari pembangunan itu sendiri,” ujarnya.
Upaya ini memang tidak mudah karena memerlukan pemberdayaan yang besar, pembiyaan yang besar, dengan proses yang panjang dan melelahkan. Proses edukasi itu harus dilalui dengan susah payah.
“Bila masyarakatnya teredukasi dengan baik, peradaban terbangun dengan baik, memiliki kesadaran yang tinggi maka pemerintah akan lebih terbantu, kualitas hidup akan semakin baik, kesejahteraan akan meningkat, perekonomian bertumbuh,” ujarnya.
Kondisi ini akan berhubungan indeks kebahagian manusia di Bali. Revitalisasi sungai ini bisa dilakukan di seluruh Bali. Tentu saja harus diperhatikan kebutuhan, sumber daya dan potensi di kabupaten masing-masing. RL/BD