Pusat Penangkaran dan Pelepasliaran Jalak Bali di Melinggih Kelod

Ki-ka Bradley Gardner, Kepdes Melinggih Kelod I Nyoman Suwardana, Ngakan Putu Riadi perwakilan Bupati Gianyar, Dewa Made Rupa perwakilan BKSDA Bali

GIANYAR – Pusat Penangkaran dan Pelepasliaran Jalak Bali Yayasan Begawan secara resmi telah dibuka oleh Pendiri Yayasan Bradley dan Debora Gardner bersama perwakilan Bupati Gianyar dari Dinas Pertanian bidang Peternakan Ngakan Putu Riadi, perwakilan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali Kepala Resor BKSDA Gianyar Seksi Konservasi Wilayah II Dewa Made Rupa, dan Kepala Desa Melinggih Kelod I Nyoman Suwardana di Begawan Giri, Desa Melinggih Kelod, Payangan, Rabu 23 Mei 2018. Turut hadir pada acara ini penangkar dari Desa Melinggih Kelod.

Burung Jalak Bali merupakan burung yang populasinya terancam punah. Menurut Kepala Resor BKSDA Gianyar Seksi Konserviasi Wilayah II Bapak Dewa Made Rupa, hal ini dikarenakan bahwa “perburuan dan penangkapan burung untuk hewan peliharaan masih menjadi masalah utama.” Maka dari itu, Yayasan Begawan telah menjalankan program konservasi Jalak Bali sejak tahun 1999 dengan tujuan mengembalikan populasi burung yang terancam punah di alam liar.

Yayasan Begawan telah melepasliarkan enam puluh lima ekor Jalak Bali di antara tahun 2006 dan 2007 di Pulau Nusa Penida dan enam belas ekor di Sibang dari tahun 2010 sampai 2012, namun banyak burung hilang karena ditangkap oleh pemburu liar.

Untuk pemantauan burung yang dilepasliarkan, Yayasan Begawan melibatkan komunitas lokal setempat. Komunitas ini mempunyai peran yang sangat penting dalam memerangi kejahatan satwa liar. Kami juga melibatkan masyarakat setempat untuk berpartisipasi di kegiatan konservasi burung dimana seringkali menantang dan membutuhkan waktu yang lama.

Maka dari itu, seiring dengan berjalannya program konservasi Jalak Bali berbasis masyarkat di Desa Melinggih Kelod, Payangan, Pusat Penangkaran dan Pelepasliaran (Breeding and Release Centre) Yayasan Begawan sekarang berada di tengah-tengah masyarakat Melinggih Kelod, tepatnya di Banjar Begawan.

Yayasan Begawan telah menjalankan program konservasi berbasis masyarakat di Melinggih Kelod sejak bulan Oktober 2017. Yayasan memutuskan untuk bermitra bersama masyarakat setempat untuk memastikan adanya dukungan terhadap pelestarian Jalak Bali, yaitu melalui pengawasan kolektif dan tindakan tidak menangkap dan/atau menjual burung liar ataupun yang telah dilepasliarkan, bisa terlaksanakan dengan baik.

Para penangkar juga sudah membuat Asosiasi Penangkar Melinggih Kelod untuk kelancaran program. Melalui program konservasi Jalak Bali, masyarakat setempat dapat mengambil keuntungan melalui eco-tourism dan pariwisata.

Pendiri Yayasan Begawan Bradley Gardner pada sambutannya mengatakan bahwa “Program konservasi berbasis masyarakat dirancang untuk memberikan peluang bisnis kepada masyarakat setempat dan juga untuk mendukung pelestarian maskot Bali yaitu burung Jalak Bali.” Tegasnya.

Menanggapi kedatangan burung Jalak Bali di Melinggih Kelod, Kepala Desa Melinggih Kelod I Nyoman Suwardana mengatakan, dengan adanya pusat penangkaran dan program konservasi berbasis masyarakat di Melinggih Kelod, secara langsung dukungan dan kesadaran dari masyarakat lokal akan ditingkatkan untuk mencapai tujuan bersama, yaitu untuk melestarikan dan mengembalikan populasi Jalak Bali yang terancam punah.

Yayasan juga menjalankan beberapa program edukasi di sekolah-sekolah dan kegiatan ekstrakurikuler di sekitar Payangan, Bali. Program edukasi mempunyai kurikulum yang  berfokus kepada konservasi dan lingkungan hidup, dan telah menghasilkan “Duta-Duta Jalak Bali” atau ambassador-ambassador cilik yang bersemangat untuk melindungi satwa liar yang terancam punah. Perwakilan Bupati Gianyar dari Dinas Pertanian bidang Pertenakan Ngakan Putu Riadi mengapresiasi upaya program-program Yayasan Begawan.

“Dengan adanya berbagai program yang mengenalkan spesies Jalak Bali, maka dapat menjadi suatu langkah awal untuk kemudian menyebarkan semangat konservasi ke lingkungan masyarakat yang lebih luas.” Ujarnya.

Acara pembukaan dihadiri antara lain Kelian-Kelian Melinggih Kelod, Duta Jalak Bali dan kepala sekolah-kepala sekolah dari Melinggih dan Melinggih Kelod, dan representatif dari hotel-hotel sekitar Melinggih Kelod.

Pusat Penangkaran saat ini mempunyai lima puluh tiga ekor Jalak Bali, termasuk delapan pasang dan lima belas ekor anakan dan indukan, delapan ekor Nuri Pelangi Mitchell dan Nuri Pelangi Forsten, dan juga tiga ekor Jalak Putih.

Pusat Penangkaran dan Pelepasliaran Jalak Bali sekarang sudah terbuka untuk umum dan pengunjung dianjurkan untuk mengontak Yayasan Begawan terlebih dahulu jika ingin mengunjungi. Kami tunggu kunjungan Anda! RLS

 

Sebarkan Berita ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here