Premanisme dan Narkoba di Bali Jadi Prioritas Polda Bali di Tahun 2019

Kapolda Bali Irjen Pol Petrus Reinhard Golose

Denpasar – Kapolda Bali Irjen Pol Petrus Reinhard Golose memberikan evaluasi pencapaian kinerja Polri di wilayah hukum Polda Bali dan juga program prioritas tahun 2019 bersama puluhan awak media di Kuta Bali, Jumat (28/12).

Menurut Kapolda, secara keseluruhan baik kualitas maupun kuantitas Polda Bali bisa melakukan tugasnya dalam menjaga Bali dengan baik di tahun 2018 yang sebentar lagi akan lewat. Ada banyak pengungkapan kasus transnasional organize crime, kasus cyber crime antarnegara, kasus yang berhubungan kejahatan antarnegara baik buronan dan sebagainya. Semuanya dilakukan dalam menjaga Pulau Bali ini seperti Narkoba, economic crime.

Ia mengaku, dalam berbagai pengamanan event-event internasional di Bali, Polda Bali juga melakukan pengamanan maksimal dan sukses di mata dunia. “Aktualisasi kita dapatkan dari tiga menteri sekaligus yakni Menteri Koordinator Kemaritiman, Gubernur Bank Indonesia, dan Menteri Keuangan. Karena kita bisa menciptakan situasi yang amat sangat kondusif selama IMF dengan zero crime, manajemen traffic lalu lintas, penjagaan para delegasi yang sangat VVIP orang-orang yang menjaga dunia ini dalam masalah keuangan,” ujarnya.

Selama para delagasi itu ada di Bali, seluruh pengamanan dilakukan dengan sangat ketat mulai dari kedatangan mereka di Bandara Ngurah Rai, tempat menginap di hotel, selama kegiatan pertemuan, sampai dengan para delegasi itu kembali ke negaranya masing-masing. Bahkan, selama pertemuan IMF berlangsung, tidak ada tindakan kriminal di Bali sama sekali.

Dalam program tahun 2019, Kapolda Bali tetap pada komitmen awalnya untuk berperang terhadap aksi premanisme di Bali. Ia menegaskan bahwa perang terhadap premanisme itu sudah menjadi kehendak masyarakat Bali umumnya.

“Apa yang menjadi kehendak masyarakat Bali tetap harus dilakukan. Ini datang dari pertanyaan masyaraka bagaimana dengan kasus-kasus preman. Semuanya tetap akan dilakukan di tahun 2019 dengan memperhatikan penegakan hukum terhadap para preman. Baik pejabat yang mendukung, dengan mengatakan mereka di belakangnya semua sudah tidak ada lagi. Ada banyak preman yang sudah mendapatkan pekerjaan yang layak, ada yang sudah menjadi mangku, bahkan ada beberapa yang sudah lari keluar negeri. Dan itu yang kita harapkan,” ujarnya.

Program di tahun 2019 adalah mencanangkan semangat persatuan dan kesatuan termasuk juga persatuan dan kesatuan dalam melawan aksi premanisme. “Tidak boleh sama sekali di Pulau Bali ini, pulau yang kecil ini untuk angkat kembali tindakan pidana premanisme yang menyengsarakan rakyat kecil. Apabila mereka menyengsarakan rakyat kecil maka akan berhadapan dengan saya dan jajaran saya,” ujarnya.

Untuk masalah Narkoba, Kapolda Bali tetap konsen dengan perang terhadap Narkoba di tahun 2019. Ia bersyukur jika di Bali belum ada pabrik Narkoba. Yang ada hanya paket kiriman yang melibatkan antarnegara. Ini adalah masalah antarnegara. “Saya bersyukur sampai sekarang belum ada yang berani membuat home indsutri seperti di tempat-tempat lain,” ujarnya.

Pihaknya sudah bekerja sama dengan beberapa negara dalam menangani berbagai jenis kejahatan transnasional. Bali ini adalah representasi dari Polri yang membawa pesan damai, menyuarakan toleransi dari Bali ke seluruh dunia. Itulah sebabnya, dirinya atas nama Kapolri harus bolak-balik keluar negeri untuk menjelaskan tentang kondisi Indonesia dan Bali khususnya sebagai sebuah negara dengan tingkat toleransi yang tinggi.

Sebarkan Berita ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here