BADUNG, BeritaDewata – Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa didampingi Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Rizki Ernadi Wimanda dan Plt. Asisten Perekonomian dan Pembangunan, AA Ngr. Bayu Kumara, memimpin Rapat High Level Meeting (HLM) TPID Badung bertempat di Ruang Kriya Gosana, Puspem Badung, Jumat (19/3). Rapat juga di hadiri oleh Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Badung Ni Putu Minarni, Kabag Perekonomian AA. Sagung Rosyawati serta undangan lainnya.
Pada kesempatan tersebut Wabup Suiasa atas nama pimpinan menyampaikan terima kasih kepada jajaran Deputi KPw Bank Indonesia Provinsi Bali atas bimbingannya, demikian juga kepada jajaran Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Badung yang sudah bekerja keras, bersungguh-sungguh dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas.
Pihaknya juga mengapresiasi terlaksananya HLM TPID Badung sebagai langkah strategis dalam upaya mengendalikan inflasi daerah di tengah wabah Covid-19 yang sangat memberi dampak, tidak hanya di sektor kesehatan juga menekan ekonomi masyarakat. Pada kondisi tertekan akibat Covid-19 ini, Kabupaten Badung masih bisa menjaga inflasi daerah dengan baik, terbukti bahwa kestabilan harga dapat dijaga serta dari sisi produktivitas dan distribusi juga berjalan baik.
“Atas nama pimpinan, kami berterima kasih kepada jajaran TPID yang sudah bekerja keras, bersungguh-sungguh dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, ”ujarnya.
Lebih lanjut Suiasa juga mengingatkan kepada jajaran TPID untuk mengantisipasi kenaikan harga kebutuhan pokok menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan. “Sebentar lagi kita dihadapkan dengan Hari Raya Galungan dan Kuningan. Kami minta TPID dapat melakukan kontrol dari sisi ekonomi, karena pasti akan ada kecenderungan kenaikan harga bahan pokok. Untuk itu perlu atensi khusus pada dua moment ini. Mengantisipasi kenaikan harga tentunya terus lakukan sinergi dan koordinasi, bila perlu buat kegiatan operasi pasar maupun pasar murah, sehingga mampu menjaga kestabilan harga, daya beli masyarakat dan tidak terjadinya peningkatan inflasi,” katanya seraya mengharapkan menerapkan program wajib tanam cabe ( Watanabe) agar pasokan kebutuhan cabe selalu tersedia.
Plt. Asisten Perekonomian dan Pembangunan AA. Ngr. Bayu Kumara memaparkan Evaluasi Pengendalian Inflasi Triwulan I 2021 dimana pengendalian inflasi pada masa pandemi Covid 19 ini masih dapat dilakukan walaupun gerakannya terbatas. Pengendalian inflasi tersebut mengacu pada upaya terwujudnya 4K yaitu Ketersediaan produksi, Keterjangkauan harga, Kelancaran distribusi dan Komunikasi yang efektif.
Ditambahkan juga bahwa ketersediaan pasokan dan stabilitas harga barang kebutuhan pokok pada triwulan pertama tahun 2021 dapat terjaga. “Perkembangan harga barang kebutuhan pokok pada triwulan pertama cenderung stabil, walaupun ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga seperti cabai, daging ayam ras, dan daging babi,” katanya.
Sementara itu Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Rizki Ernadi Wimanda menyampaikan isu-isu strategis tentang pasokan cabe rawit yang menunjukkan penurunan sejak akhir Desember 2020 ditandai juga dengan kenaikan harga. Sedangkan pasokan daging ayam ras dan telur ayam ras mulai menunjukan peningkatan dan ditandai dengan penurunan harga, pasokan bawang merah mengalami penurunan dalam bulan Februari 2021.
“Dengan kondisi tersebut, Provinsi Bali pada bulan Maret 2021 mengalami deflasi pada kisaran 0,03% s/d 0,17%, realisasi inflasi bulan Februari 2021 0,15% sementara itu secara tahunan inflasi diperkirakan 0,09% s/d 0,29%,” ujarnya.