Denpasar – Paduan resep dokter dengan seni lukis memang jarang ditemukan. Selain itu bagi sebagian orang mungkin sangat sulit untuk diterjemahkan antara dunia medis berpadu dengan seni lukis. Itulah yang terjadi dengan sosok Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara (RSUD BM) dr Bagus Darmayasa.
Dokter yang murah senyum dan familiar ini ternyata juga adalah seorang pelukis handal. Hingga kini sudah ratusan karya lukisan hasil karyanya. Tema lukisannya pun sangat beragam mulai dari kehidupan sosial masyarakat, spiritual, religius, lingkungan hidup dan sebagainya.
Goresan halus tentang suatu obyek mencirikan jika pria yang pernah menjabat sebagai Direktur RSJ Bangli ini memiliki kemampuan dan proses abstraksi yang tinggi. “Saya biasa melukis saat-saat sepi, sedang memiliki waktu luang dan terkadang tengah malam di saat sunyi,” ujarnya di Denpasar, Rabu (15/8).
Puluhan karyanya berkesempatan untuk mengikuti pameran dalam rangka peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI dan peringatan HUT Provinsi Bali yang ke-60 di Kantor Gubernur Bali, Renon Denpasar. Pameran tersebut membuat nuansa yang berbeda dalam rangkaian perayaan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI ke-73 dan hari jadi Provinsi Bali ke-60 tahun ini.
Tampak pajangan puluhan lukisan di halaman dalam Kantor Gubernur Bali. Menariknya, lukisan itu adalah sedikit dari ribuan goresan tangan yang dihasilkan oleh dr. Bagus Darmayasa. Pameran lukisan berlangsung dari 14 – 19 Agustus ini diberi tajuk “Resep di Atas Kanvas”.
Saat ditemui di sela-sela pameran, dr Bagus mengatakan, seni ini adalah sebuah terapi. Sehingga seni sederhana ini bisa disebut sebagai klinik atau media penyembuhan (Simply Art Clinic). “Menjaga keseimbangan hidup memerlukan saluran. Terapi seni merupakan salah satu saluran,” ungkapnya.
Dikatakannya, terapi seni merupakan bagian penting untuk pemeliharaan kesehatan. Tetapi di Indonesia, terutama Bali, masih sedikit dijalankan. “Ini sudah sering saya terapkan semasa masih menjadi Direktur di RSJ Bangli,” katanya.
Goresan tangan dr Bagus yang dikumpulkan dari berbagai momen disebut olehnya sebagai “Corat – coret Keikhlasan” karena menurutnya semua yang tertuang di atas kanvas adalah mewakili suatu momen rasa dan karsa yang harus dilandasi keikhlasan untuk bisa dinikmati oleh orang lain.
“Saya tidak ada motif apa pun dalam menghasilkan karya seni ini. Semua dilandasi keikhlasan, sebagaimana itu yang selalu saya tanamkan kepada setiap tenaga medis dalam melayani pasien di Rumah Sakit,” ujar mantan Ketua IMI Bali ini.
Menurutnya, keikhlasan itu pula yang melandasi pameran Tunggal lukisan karya-karya dokter Bagus ini. Ia berharap Klinik Simple Art berupa pameran lukisan ini dapat memeriahkan hari jadi Provinsi Bali ke-60 sekaligus menjadi suplemen atau vitamin untuk menumbuhkan daya tahan tubuh yang lebih baik bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemprov Bali secara spesifik, maupun masyarakat Bali secara luas yang berkesempatan datang ke halaman Kantor Gubernur Bali. Meski demikian, pameran tunggal lukisan ini, dokter Bagus tetap menolak disebut pelukis dan lebih bangga dengan predikatnya sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil biasa.
“Pameran lukisan ini terbuka untuk umum tanpa ditarik biaya. Semoga keikhlasan yang berusaha disebarluaskan melalui Klinik Simple Art ini dapat menginspirasi lebih banyak orang. Selamat Ulang Tahun Provinsi Bali. Selamat Ulang Tahun Indonesiaku,” pungkasnya.