
DENPASAR, BERITA DEWATA – Narkotik Anonimus (NA) Indonesia resmi menggelar Konvensi Regional Indonesia pertama di Denpasar, Jumat (5/12/2025). Acara ini menjadi tonggak penting perkembangan komunitas pemulihan berbasis rekan sebaya, sekaligus menegaskan meningkatnya kebutuhan dukungan pemulihan bagi pecandu narkoba di berbagai daerah.
Public Relations NA Indonesia, Nita Purna Kusuma, mengatakan konvensi ini bukan sekadar ajang pertemuan tahunan, tetapi momentum untuk memperkuat jaringan dukungan pemulihan nasional.
“Konvensi ini menandai semakin luasnya akses pemulihan berbasis komunitas di Indonesia. Pertemuan NA kini tersedia dalam Bahasa Indonesia dan bisa diikuti siapa saja yang ingin berhenti menggunakan narkoba,” kata Nita.
NA Indonesia mengalami pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Pertemuan rutin kini tersedia di berbagai kota, baik tatap muka maupun online, membuat akses semakin mudah.

Nita menjelaskan bahwa salah satu lompatan terbesar adalah penyediaan literatur pemulihan NA dalam Bahasa Indonesia, termasuk buku inti dan pamflet yang digunakan secara internasional.
“Bahasa adalah jembatan penting dalam proses pemulihan. Literatur berbahasa Indonesia memungkinkan anggota memahami program 12 langkah dengan lebih dalam dan relevan,” jelasnya.
NA menegaskan bahwa programnya non-religius, gratis, dan independen, serta tidak berafiliasi dengan pemerintah atau lembaga agama. Anonimitas dijunjung tinggi; anggota hanya menggunakan nama depan dan tidak diminta mengungkap identitas pribadi.
Program NA berbeda dari rehabilitasi medis karena menekankan dukungan sesama pecandu melalui pengalaman pribadi, kekuatan, dan harapan yang dibagikan di ruang pertemuan.
“Nilai terapeutik paling kuat dalam NA adalah satu pecandu membantu pecandu lain. Banyak anggota yang bertahan bersih bertahun-tahun karena dukungan komunitas ini,” kata Nita.
NA mencatat banyak anggota di Indonesia berhasil mencapai pemulihan jangka panjang melalui kehadiran rutin di pertemuan dan keterhubungan dalam komunitas.
Konvensi Regional pertama ini menghadirkan rangkaian sesi pemulihan, diskusi panel, hingga presentasi untuk memperkenalkan NA kepada publik dan kalangan profesional.
Melalui kegiatan ini, NA Indonesia berharap semakin banyak masyarakat mengetahui adanya dukungan pemulihan berbasis komunitas yang aman, gratis, dan mudah diakses.
“Kami ingin siapa pun yang membutuhkan bantuan tahu bahwa NA ada, terbuka, dan selalu siap menerima mereka kapan pun,” ujar Nita.





















































