Maha Semaya Warga Pande (MSWP) Klungkung Gelar Upacara Massal

Maha Semaya Warga Pande (MSWP), Kabupaten Klungkung Menggelar upacara massal yang dipusatkan di Balai Banjar Pande Galiran, Klungkung, yang puncaknya pada Minggu (18/6/2023) ini.

KLUNGKUNG, BERITADEWATA – Kegiatan upacara keagamaan utamanya ngaben di Bali akan menghabiskan biaya puluhan juta rupiah jika dilaksanakan secara mandiri.

Saat ini, Umat Hindu di Bali mulai dimudahkan dengan pelaksanaan upacara secara massal. Upacara massal digelar secara bersama-sama dan tidak mengurangi makan ataupun sarana upacaranya.

Seperti yang dilaksanakan oleh Maha Semaya Warga Pande (MSWP), Kabupaten Klungkung. Menggelar upacara massal yang dipusatkan di Balai Banjar Pande Galiran, Klungkung, yang puncaknya pada Minggu (18/6/2023) ini.

Kegiatan ini terbuka untuk umum dan pada upacara kali ini diikuti oleh 12 soroh di Bali, seperti Warga Pande, Pulasari, Arya Kanuruhan, Arya Jelantik Tohjiwa, Arya Pemecut, Arya Tegeh Kori, Arya Dauh Bale Agung, Pasek Preteka, semeton Pasek, Arya Belog, Wang Bang Manik Angkeran dan semeton tutuan.

Maha Semaya Warga Pande (MSWP), Kabupaten Klungkung Menggelar upacara massal yang dipusatkan di Balai Banjar Pande Galiran, Klungkung, yang puncaknya pada Minggu (18/6/2023) ini.

“Upacara yang kami laksanakan adalah, Ngeroras atau atma wedana, meajar-ajar, upacara mapetik untuk anak kecil yang meninggal, munggah deha, metatah, mekalan-kalan, meparisuda, dan srada nugraha Brahma,” kata Ketua Maha Semaya Warga Pande Kabupaten Klungkung, I Wayan Mudayana, Minggu (18/6/2023).

Menurutnya upacara tidak hanya digelar untuk semeton pande saja, melainkan seluruh umat Hindu di Bali yang ingin melaksanakan upacara dengan biaya ringan. Semua sarana upacara, sudah disiapkan oleh panitia upacara sedangkan peserta hanya mengeluarkan biaya upacara saja dan sarana persembahyangan saja.

“Peserta paling banyak adalah metatah/mepandes yang diikuti oleh 102 orang peserta, kemudian disusul meneh deha-truna sebanyak 75 orang, ngeroras atau atma wedana sampai meajar-ajar sebanyak 54 orang, ada juga ikut mekalan-kalan 6 orang karena sebelumnya belum melaksanakannya saat awal menikah,” papar Mudayana didampingi panitia upacara.

Selain itu, ada yang disebut dengan upacara crana Nugraha Brahma yang dikuti oleh 24 orang, dimana upacara ini bagi semeton pande adalah upacara untuk soroh pande yang sudah menikah keluar sorohnya. Untuk biaya upacara mulai dari Rp 200 ribu hingga paling tinggi Atma Wedana sebesar Rp 4 juta.

“Umat sangat diringankan dengan upacara massal seperti ini, contohnya saja metatah biaya yang dikeluarkan hanya Rp 300 ribu saja, jauh puluhan kali lipat jika dilaksanakan sendiri bisa habis puluhan juta,” terangnya.

Puncak Karya ini dipuput atau dipimpin oleh empat orang sulinggih, diantaranya Ida Pandita Sira Mpu Putra Sila Ananta Bhawana dari Griya Sila Giri, Sente, kemudian ada Sira Mpu Dharma Kumala dari Griya Taman Ganda Sari Galiran, Sira Mpu Putra Dharma Upeksa Prya Griya Taman Merta Sari Tusan, dan Sira Mpu Putri Pramoda Wardani dari Griya Taman Saraswati Asram, Benbandem Karangasem.

“hari ini tuntas sampai mendak nuntun ke Pura Goa Lawah, dan upacara akan diakhiri dengan mejauman pada 25 Juni 2023 mendatang,” imbuhnya.

Prosesi upacara ini juga dihadiri oleh Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta, bersama untur organisasi perangkat daerah Kabupaten Klungkung, serta undangan dari Pemerintah propinsi Bali.

Dipenghubung acara, juga dilaksanakan pelantikan pecalang, Ki Barak Sesana Kabupaten Klungkung oleh ketua Maha Semaya Warga Pande Kabupaten Klungkung, I Wayan Mudayana.

Sebarkan Berita ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here