Denpasar – Kepala Bidang Monitoring dan Evaluasi Tanggungjawab Sosial Kementerian BUMN Sandra Firmania saat ditemui dalam acara pelepasan Siswa Mengenal Nusantara di Denpasar, Minggu (16/7) mengatakan, sampai saat ini sudah lebih dari 2000 siswa SMA dan yang sederajat telah mengikuti program Siswa Mengenal Nusantara yang disponsori oleh seluruh BUMN yang ada.
“Program ini sudah berjalan tiga tahun lalu. Para siswa diambil secara merata dari 34 provinsi di Indonesia. Pertahun diambil 20 orang dari setiap provinsi ditambah 4 orang pembina. Jadi sampai saat ini sudah lebih dari 2000 orang yang mengikuti program Siswa Mengenal Nusantara,” ujarnya.
Menurutnya, ada beberapa kriteria seleksi siswa yang terpilih dari setiap provinsi yang diikutkan dalam Program Siswa Mengenal Nusantara. Beberapa kriteria yang dimaksud antara lain adalah siswa berprestasi dalam segala bidang, berasal dari keluarga belum beruntung dan tahun ketiga juga diambil dari siswa disabilitas. Sementara pembinanya diambil dari sekolah tempat siswa itu berada. “Soal dari sekolah mana yang mendapatkan seleksi, kami percayakan kepada pemerintah setempat, kepada dinas pendidikan setempat. Yang terpenting bisa memenuhi kriteria tersebut.
Selaku tuan rumah, Direktur ITDC Nusa Dua Ngurah Wirawan menjelaskan, program ini sangat relevan dengan situasi bangsa yang kacau balau akhir-akhir ini. “Program ini sangat relevan dengan situasi bangsa akhir-akhir ini. Sejak usia sekolah, para siswa harus diajarkan tentang perbedaan di seluruh wilayah Indonesia. Mereka harus tahu bahwa Indonesia ini beragam. Mereka harus mulai belajar tentang kebhinekaan yang kaya ini sejak saat ini. Karena merekalah calon pemimpin masa depan,” ujarnya.
Dengan program ini siswa diperkaya tentang perbedaan yang membuat Indonesia itu unik, indah di mata dunia. Itulah sebabnya, para siswa diajak keluar provinsi, bertukar pengalaman dengan siswa di provinsi lainnya untuk membuka pola pikir, cara pandang tentang Indonesia kali ini.
“Tahun ini misalnya, siswa Bali akan bertemu dan bertukar pengalaman dengan siswa dari Sulawesi Utara. Orang Bali harus tahu, bahwa di Sulut itu masih ada potensi dan keindahan yang perlu dikembangkan. Bahwa pariwisata itu bukan hanya di Bali yang sudah padat dan macet ini. Masih ada di Sulawesi,” ujarnya.
Direktur SDM dan Umum PT Jasa Marga Kushartanto Koeswiranto menjelaskan, kali ini dua provinsi saling belajar yakni Bali dan Sulawesi Utara. Mereka akan belajar selama 15 hari berturu-turut. Namun sebelum ke wilayah tujuan, ke-20 siswa dari kedua provinsi tersebut akan diajak bertemu dan bertukar pengalaman masing-masing.
“Disana mereka akan belajar soal budayanya, agamanya, kulinernya, alamnya, sosial masyarakatnya dan seterusnya. Setelah itu diharapkan sekembalinya dari tempat masing-masing mereka bisa membagikan pengalamannya kepada teman-temannya, kepada sekolahnya, dan kepada lingkungan sekitarnya. Bahwa Indonesia itu luas, berbeda, unik, kaya dan sebagainya. Jangan sampai siswa terpola dengan pandangan kesukuan, kedaerahan dan sebagainya,” ujarnya.