JAKARTA, BERITADEWATA – Ketua Dewan Adat Papua Wilayah III Doberai Provinsi Papua Barat dan Papua Barat Daya Paul Finsen Mayor menyatakan rasa prihatin atas peristiwa yang terjadi di Rempong, Galang, Batam.
“Atas nama Masyarakat Adat Papua, kami sangat prihatin dengan kondisi kemanusiaan Masyarakat Adat Melayu di Rempong – Galang, Batam. Kondisi kemanusiaan Masyarakat Adat Melayu disana membuat kami sangat prihatin bahwa dengan memaksakan kehendak memindahkan Masyarakat Adat Melayu di wilayah adat mereka sangat tidak adil. Menurut pandangan kami masyarakat adat Papua, apabila ingin melakukan serangkaian kegiatan pembangunan di wilayah hukum adat masyarakat adat disana maka harus diajak bicara. Berdirinya Bangsa Indonesia ini karena ada masyarakat adat baik dari rumpun Melayu maupun rumpun Melanesia sehingga berdirinya Bangsa Indonesia dan mendeklarasikan diri sebagai Negara Indonesia, berbahasa 1 bahasa Indonesia dan berbangsa 1 bangsa Indonesia,” ujarnya.
Ia juga mempertanyakan di tengah kemerdekaan Indonesia tetapi tidakan represif aparat penegak hukum masih terjadi. “Kenapa ketika merdeka dan sudah berdiri 78 Tahun Negara Indonesia yang kita banggakan ini, lalu masyarakat adat Melayu diperlakukan seperti ini??” tanyanya.
Atas nama Masyarakat Adat Papua, Paul menyatakan turut berdukacita yang mendalam atas kejadian tersebut. Ia juga mendesak Presiden Republik Indonesia untuk segera mengambil tindakan kemanusiaan untuk menyelamatkan nyawa dan eksistensi masyarakat Adat Melayu di Rempong Galang – Batam.
Ia mengajak segenap masyarakat Adat di Indonesia untuk bersolidaritas untuk mendukung penuh dan mendesak pemerintah pusat untuk menyelamatkan nyawa masyarakat adat Melayu yang semakin hari semakin memprihatinkan.
“Dengan kondisi seperti ini kami menjadi prihatin dengan masa depan Bangsa Indonesia kalau masyarakat adat di setiap wilayah atau pulau -pulau di Indonesia diperlakukan seperti ini. Kami mendesak pemerintah pusat untuk menyelamatkan manusia, tanah dan masa depan masyarakat Adat Melayu di Rempong Galang – Batam,” ujarnya.
Masyarakat adat Melayu yang jumlahnya belasan ribu orang Melayu di Rempong Galang – Batam bisa kehilangan lapangan pekerjaan dan benda -benda budaya, nilai budaya dan situs-situs sejarah mereka akan hilang dan mereka sudah pasti akan hidup kehilangan arah karena mereka dipindahkan dari tanah adatnya sendiri.
“Dari ujung timur Indonesia kami turut berdukacita yang mendalam atas korban jiwa yang berjatuhan dari pihak masyarakat adat Melayu maupun aparat keamanan. Masyarakat adat Papua mengajak segenap pemimpin Pemerintah Pusat, Provinsi maupun Kota Batam untuk mencari solusi alternatif demi menyelamatkan masa depan masyarakat adat Melayu di Rempong, Galang – Batam,” ujarnya.