Jurnalis Lintas Organisasi di Bali Desak Usut Tuntas Kasus Intimidasi Wartawan

. Jurnalis dari berbagai organisasi berkumpul dalam Forum Konsolidasi Jurnalis Lintas Organisasi yang digelar di Pica Sudirman, Denpasar, Selasa (2/9).

DENPASAR, BERITA DEWATA – Insiden intimidasi terhadap sejumlah wartawan saat meliput demo di Polda Bali dan DPRD Bali pada 30 Agustus 2025 memicu respons serius. Jurnalis dari berbagai organisasi berkumpul dalam Forum Konsolidasi Jurnalis Lintas Organisasi yang digelar di Pica Sudirman, Denpasar, Selasa (2/9).

Forum diinisiasi Ikatan Wartawan Online (IWO) Bali dan dihadiri perwakilan AJI, PWI, serta Pena NTT. Mereka sepakat menyusun langkah strategis menghadapi kasus intimidasi jurnalis.

Tiga agenda utama disepakati, yakni konsolidasi sikap lintas organisasi, pembahasan langkah strategis, dan tindak lanjut memperkuat perlindungan jurnalis. Forum juga mendorong Rovinus Bou (Rovin) untuk segera melaporkan kasus intimidasi ke polisi.

Ketua AJI Denpasar, Ayu Sulistyowati, menilai kasus intimidasi jurnalis masih sering terjadi. Menurutnya, tidak hanya Rovin dan Nia, Ketua IWO Bali Tri Widiyanti juga sempat mendapat perlakuan yang disebut sebagai “pembungkaman tipis-tipis”.

“Kasus Rovin lebih kuat karena ada CCTV, bukti foto, dan saksi. Itu bisa mempercepat laporan dibanding kasus Nia,” ujarnya.

Namun Ayu menyayangkan sikap Polda Bali yang menolak laporan Nia dengan alasan kurang bukti. Ia juga menyebut Kapolda Bali belum menyampaikan permintaan maaf maupun komitmen terkait kasus ini.

AJI mengusulkan adanya hotline pengaduan bersama untuk jurnalis yang mengalami intimidasi. “Keselamatan jurnalis penting. Harus ada mitigasi saat liputan di lapangan,” tegas Ayu.

Perwakilan PWI Bali, Arief Wibisono, menilai peran jurnalis krusial dalam menjaga informasi tetap faktual di tengah aksi massa. Ia sepakat perlunya hotline dan konsolidasi organisasi pers.

“Bicara bukan hanya AJI, tapi AJI, PWI, IWO, dan organisasi lain harus duduk bersama. Ini untuk menyamakan posisi jurnalis di lapangan,” katanya.

Hal senada disampaikan Wakil Ketua Pena NTT, Marsellinus Pampur. “Kami memberi dukungan penuh. Kita perlu bertemu dengan Polda Bali agar insiden serupa tidak terjadi lagi,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua IWO Bali, Tri Widiyanti, mengapresiasi forum ini sebagai wujud nyata solidaritas jurnalis lintas organisasi. Ia menegaskan dua catatan penting: mendorong korban melapor ke polisi dan memperkuat konsolidasi ketua organisasi pers di Bali.

“Kami mendesak aparat lebih memahami fungsi pers. Jurnalis bekerja untuk publik, bukan musuh aparat. Insiden ini harus jadi pelajaran agar sinergi pers dan kepolisian makin kuat,” pungkasnya.

Sebarkan Berita ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here