Jadi Side Visit dari WWF, Menparekraf Tinjau Sistem Subak di Jatiluwih Bali

Menparekraf Sandiaga Uno mengunjungi Desa Jatiluwih yang terpilih menjadi salah satu lokasi yang akan dikunjungi delegasi World Water Forum 2024 di Kabupaten Tabanan, Bali, Jumat (3/5/2024).

DENPASAR, BERITADEWATA – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengunjungi Desa Jatiluwih di Kabupaten Tabanan, Bali, yang terpilih menjadi salah satu lokasi yang akan dikunjungi delegasi World Water Forum (WWF) 2024 yang akan digelar pada 18-25 Mei 2024.

“Kami harus pastikan dengan kunjungan ke Jatiluwih ini kesiapan sebagai site visit dari delegasi World Water Forum dan kita sudah lihat beberapa spot-nya yang telah dipersiapkan,” kata Menparekraf Sandiaga, Jumat sore (3/5/2024).

Menparekraf Sandiaga menyampaikan, pengelolaan air di Bali yang penuh dengan kearifan lokal dan sudah mendapatkan pengakuan dunia oleh UNESCO dinilai siap untuk ditampilkan sebagai site visit dalam World Water Forum 2024.

Sebelumnya, Jatiluwih telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia pada 2012. “Ini memantapkan posisi Indonesia dalam kepemimpinannya di forum pengelolaan air sedunia,” katanya.

Menparekraf Sandiaga Uno mengunjungi Desa Jatiluwih yang terpilih menjadi salah satu lokasi yang akan dikunjungi delegasi World Water Forum 2024 di Kabupaten Tabanan, Bali, Jumat (3/5/2024).

Desa Jatiluwih memiliki sistem pengelolaan air yang dikenal dengan sebutan sistem subak yang membuatnya dikenal sebagai penghasil padi terbaik di Pulau Dewata. Subak sendiri merupakan organisasi tradisional yang mengatur sistem irigasi yang digunakan dalam bercocok tanam padi di Bali.

Selain itu, Desa Jatiluwih juga memiliki beberapa aktivitas untuk ditawarkan kepada wisatawan, di antaranya trekking sambil menikmati keindahan rice terrace atau terasering persawahan dan lain sebagainya. Sehingga, hal ini sangat cocok untuk ditampilkan di hadapan delegasi World Water Forum 2024.

Selain meninjau Desa Jatiluwih, Menparekraf Sandiaga juga menyaksikan pelepasan burung endemik khas Bali dan cara pengusiran burung yang disebut dengan Kepuakan.

Kegiatan ini juga dihadiri Sesmenparekraf/Sestama Baparekraf, Ni Wayan Giri Adnyani; didampingi beberapa jajaran eselon 2 di lingkungan Kemenparekraf

Hadir pula Director of the Regional Department for Asia and the Pacific UN Tourism, Harry Hwang; Sekretaris Daerah Tabanan, I Gede Susila; Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Bali Tjokorda Artha Ardana Sukawati; Manajer Operasional DTW desa wisata Jatiluwih, Ketut Purna.

Manajer Operasional DTW Jatiluwih Ketut Purna mengucapkan apresiasi dan terima kasih karena Jatiluwih menjadi side visit WWF Ke-10 di Bali. “Sebagai masyarakat Desa Jatiluwih saya merasa bangga dan bahagia bisa menyambut kedatangan Bapa Menteri ke desa kami di Jatiluwih. Kami menghaturkan banyak terima kasih karena di sela-sela kesibukan, bapak menteri sudah meluangkan waktu untuk datang dan berkunjung ke Desa Jatiluwih, yang tentunya menambah semangat kami (masyarakat Jatiluwih) agar dapat menjadi tuan rumah yang baik dalam menyambut kunjungan peserta WWF bulan depan, dan tentunya dapat mengangkat nama Jatiluwih agar lebih di kenal dunia,” ujarnya.

Ia berharap, dengan kedatangan Menparekraf dan para delegasi WWF Ke-10 di Bali, dapat membantu mempromosikan dan memperkenalkan Desa Jatiluwih sebagai destinasi yang memiliki keunikan dengan hamparan sawah dan sudah ditetapkan juga sebagai Warisan Budaya Dunia. Destinasi wisata Jatiluwih dalam pengelolaannya selalu berpegang teguh pada konsep pengembangan kepariwisataan pertanian.

“Kecamatan kami harapkan dapat meningkatkan kunjungan baik wisatawan domestic maupun Mancanegara. Karena selama ini rata rata kunjungan Wisata domestic hanya 10 %, dan lebih didominasi oleh wisatawan mancanegara,” ujarnya.

Ia juga berharap dan memohon bantuan pihak Kemenparekraf untuk ikut mengawal langkah besar Desa Jatiluwih dimana Desa Jatiluwih telah menyelesaikan pendaftaran sebagai Desa Terbaik di Dunia yang diselenggarakan oleh UNTOURISM 2024.

“Besar harapan kami agar kedepannya Desa Jatiluwih dapat menjadi destinasi wisata yang bertaraf internasional dan dapat mengharumkan nama baik Kabupaten Tabanan, Bali dan Indonesia,” ujarnya.

Sebarkan Berita ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here