
PADANG, BERITA DEWATA – Sebanyak 4,1 ton bantuan darurat diterbangkan menuju sejumlah wilayah terdampak banjir dan longsor di Sumatera Barat, Selasa (2/12/2025). Pengiriman lewat udara ini menjadi opsi paling efektif untuk menjangkau lokasi yang masih terisolir akibat akses darat yang terputus.
Hingga pukul 15.00 WIB, helikopter milik BNPB, Basarnas, dan TNI AU telah mengangkut bantuan ke tiga kabupaten, yakni Pasaman Barat, Agam, dan Pesisir Selatan. Kabupaten Agam menerima porsi terbesar distribusi, dengan rincian Palembayan 2,7 ton dan Malalak 535 kg.
Di wilayah lain, bantuan juga diterjunkan ke Talamau, Pasaman Barat sebanyak 650 kg, serta Muaro Aia, Pesisir Selatan sebanyak 215 kg.
Bantuan terdiri dari pangan dan nonpangan, seperti beras, minyak goreng, gula, makanan bayi, air mineral, mi instan, perlengkapan mandi, popok bayi, pembalut, selimut, tikar, handuk, hingga pakaian bayi.
BNPB menjelaskan setiap helikopter memiliki kapasitas angkut berbeda. Helikopter TNI AU dapat membawa hingga 2 ton, sementara helikopter Basarnas berkapasitas 350 kg, dan helikopter BNPB 150 kg.
Sementara itu, BNPB mengidentifikasi masih ada sejumlah titik terisolir, terutama di Kota Padang, Padang Pariaman, dan Agam. Upaya pembukaan akses terus dilakukan dengan pengerahan alat berat seperti ekskavator, namun kebutuhan tambahan alat masih mendesak untuk mempercepat perbaikan jalur logistik.
“Dengan akses jalan yang kembali terbuka, distribusi bantuan bisa optimal dan mobilitas warga pascabencana dapat kembali pulih,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Ph.D.
Hingga sore hari, operasi udara terus dilakukan untuk menjangkau wilayah yang belum bisa diakses jalur darat.
Berdasarkan data BPBD Provinsi Sumbar per Selasa (2/12) pukul 16.00 WIB, jumlah pengungsi terbanyak berada di Kabupaten Pesisir Selatan mencapai 83.463 jiwa. Disusul Agam 6.320 jiwa, Kota Padang 4.456 jiwa, Solok 3.133 jiwa, dan Pasaman Barat 2.607 jiwa.
























































