DENPASAR, BeritaDewata – Bandara Internasional Ngurah Rai memperketat pengawasan para wisatawan dari berbagai negara di dunia yang melakukan penerbangan langsung ke Bali. Kepala KKP Bandara Ngurah Rai Bali Putu Alit Sudarma menjelaskan, Bandara Ngurah Rai Bali sudah melakukan pemeriksaan terhadap seluruh wisatawan.
Bila sebelumnya pemeriksaan diintensifkan kepada para penumpang dengan penerbangan lamgsung dari Cina (Wuhan), kini seluruh negara terpapar juga mendapatkan perhatian serius.
“Kami di Ngurah Rai sudah melakukan pemeriksaan suhu tubuh sejak tanggal 4 Januari lalu dimana saat itu WHO mengumumkan jika virus tersebut sudah terdeteksi ada di Cina ( Wuhan). Namun kini seluruh penerbangan dari Cina, Korea, Jepang, Thailand juga menjadi atensi khusus dan serius selain seluruh wisawatan dari berbagai negara di dunia,” ujarnya saat dikonfirmasi, Selasa (21/1).
Menurutnya, sejak WHO mengumumkan virus tersebut dari Cina, Ngurah Rai langsung pasang alat pendeteksi suhu tubuh (thermal scanner). Kemudian tanggal 6 Januari, dilakukan rapat koordinasi seluruh stakeholder di Bandara Ngurah Rai seperti PT Angkasa Pura, KKP, Imigrasi, maskapai, Ground Handling, KP3 Bandara, TNI AU. Tujuannya untuk membentuk rencana kontijensi penanganan bila akhirnya terdeteksi dari para wisatawan terhadap virus mematikan tersebut.
“Kita sudah siap semua. Mulai dari pemeriksaan penumpang, penanganan, revakuasi, isolasi dan seterusnya dan semuanya akan bergerak cepat. Bila terdeteksi maka akan dievakuasi dan diisolasi di RSUP Sanglah Denpasar,” ujarnya.
Menurutnya, Bandara Ngurah Rai sudah teruji kemampuannya dalam penanganan penyakit endemik yang datang dari berbagai negara. Bandara Ngurah Rai juga sudah teruji dan ditunjuk sebagai lokasi simulasi internasional penangangan virus flu burung beberapa tahun silam. Peralatannya sudah canggih.
Nantinya setiap penumpang harus melewati alat pendeteksi suhu tubuh. Sekalipun dalam rombongan, alat akan mampu mendeteksi bila hanya salah satu orang terpapar virus yang ditandai dengan tingginya suhu tubuh. Bila suhunya di atas 37 atau 38 derajat Celsius maka penumpang tersebut akan dievakuasi untuk diperiksa lebih lanjut.
“Saat ini seluruh penumpang wajib melalui pemeriksaan suhu tubuh selama 24 jam. Siangnya akan dikawal 2 sampai 3 dokter dengan 6 perawat. Malamnya 1 dokter dengan 6 perawat. Pemeriksaan akan terus berlanjut sampai WHO menyatakan bahwa beberapa negara terpapar itu sudah aman dari virus mematikan tersebut,” tegasnya. Sampai saat ini belum terdeteksi ada penumpang dengan suhu badan di atas 37 derajat celsius.